Datang ke Jakarta, Tanta akhirnya jadi musisi dan kerap manggung di sejumlah acara. Sempat juga memasukkan lagu ke sebuah label namun tak laku di pasaran. "Soalnya saat itu sedang laku Melayu, jadi responnya kurang oke. Musik kami terlalu bule." Di tahun 2009, Tanta lalu mendapat info untuk ikut kasting Gita Cinta The Musical. Meski tak berharap banyak, Tanta nekat mencoba agar dompetnya tetap berisi. Ternyata Tanta lolos kasting dan dikarantina selama 6 bulan. Selama itu pula ia tak bisa ambil pekerjaan lain.
"Padahal jika diingat, gajinya bikin pengin nangis. Gaji sebulan ikut musikal merupakan gaji aku sehari sebagai insinyur di AS. Ha ha .... sampai ribut juga sama Ayah. Tapi aku bertekad untuk membuktikan , aku bisa hidup di Indonesia dengan jalan itu," ungkapnya.
Selama menjalani karantina, Tanta banyak belajar dari koreografer Ari Tulang. Diakuinya, Ari mengajarkannya cara kerja di dunia hiburan. Meski selama mengajar Ari bicara tegas dan tajam, Tanta tak pernah putus asa. "Jika ditegur, aku justru jadi punya harapan. Dan aku percaya, diberi talenta oleh Tuhan. Jika Tuhan kasih talenta ini, enggak mungkin aku dijatuhkan." Singkat cerita, sukses dengan Gita Cinta The Musical, Tanta mulai mencoba panggung musikal lain seperti Musikal Laskar Pelangi dan Ali Topan," Sejak itu aku benar-benar terjun ke dunia musikal."
Keseriusannya dalam bekerja akhirnya membawa Tanta ke puncak karier. Kini ia pun memiliki program TV Tarung di Kompas TV dan dipercaya ikut main dalam film Soekarno garapan sutradara Hanung Bramantyo. "Aku sempat beri waktu 5 tahun untuk bekerja keras dan mencapai mimpi. Pas di tahun kelima, aku dapat film Soekarno. Aku sangat bersyukur meski masih punya ultimate goal lain untuk jadi produser atau sutradara. Aku tak punya basic di film, maka aku berpikir untuk learning by doing," ungkapnya.
Melihat keseriusan Tanta berkarier di dunia entertaiment, akhirnya hati orangtua Tanta pun luluh. Meski mereka masih tinggal di AS, namun langsung memberi dukungan dan doa bagi Tanta. Mereka pun selalu mengikuti perkembangan karier pria kelahiran Jakarta 16 Oktober 1981 ini. "Mereka melihat prestasi aku."
Lalu bagaimana nasib band-nya? "Band enggak bubar, tapi personelnya sibuk masing-masing. Kalau enggak ada jadwal lain, kami masih suka kumpul. Terakhir kami main di Java Rockin Land. Kangen juga, sih. Tapi antara musik dan akting, adrenalinnya beda," tandasnya.
CAROLINE PRAMANTIE