Jokowi Terima Kado Pahit

By nova.id, Senin, 24 Juni 2013 | 09:14 WIB
Jokowi Terima Kado Pahit (nova.id)

Jokowi Terima Kado Pahit (nova.id)

"Jokowi (Foto: Icha) "

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kecewa berat dengan ulah oknum suporter Persija Jakarta yang menyerang dan merusak bus berisi pemain dan ofisial Persib Bandung.

Sedianya, Persija Jakarta dan Persib Bandung  berlaga menghadapi Macan Kemayoran, Sabtu (22/6/2013) lalu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU GBK). Hal ini menjadi kado terpahit bagi Jokowi lantaran kemarin tepat hari ulang tahun Ibu Kota DKI Jakarta ke-486.

"Seharusnya bisa berjalan dengan rukun, sehingga pertandingan berikutnya kita bisa saksikan bersama-sama," ujar Jokowi saat ditemui di sela-sela puncak perayaan HUT DKI Jakarta di Silang Monas, Sabtu petang.

Polda Metro Jaya sebenarnya sudah mengantisipasi agar tak terjadi keributan dengan tak mengizinkan adanya penonton pada laga duel Persija-Persib. Jokowi pun sempat merayu Polda Metro Jaya agar laga tersebut bisa ditonton warga Ibukota. Namun polisi tetap tak mengizinkan.

Hingga Sabtu petang, Jokowi belum mengetahui secara detil duduk persoalan yang sebenarnya. Karena itu, ia belum ingin bertindak sebelum dapat laporannya. "Belum tahu. Nanti saya cek dulu, telepon ke Polda dulu," kata Jokowi.

Skuat Persib ini diserang saat perjalanan dari Hotel Kartika Chandra, Jl Gatot Subroto menuju Gelora Bung Karno sekitar pukul 14.25 WIB. Sekitar 100 meter bus berplat nomor K 1405 H keluar dari Hotel Kartika Chandra, tiba-tiba bus yang ditumpangi skuat Persib diserang belasan orang yang diduga suporter Persija.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menjelaskan, bus tersebut sebenarnya dikawal petugas lalu lintas (Patwal). Tiba-tiba dari arah samping kiri dan depan, belasan orang melempar batu ke arah bus.

Aksi yang dilakukan oknum pendukung Persija Jakarta ini membuat kaca depan bus rusak parah dengan terdapat bekas lemparan batu mencapai belasan. Beruntung kaca depan tidak jebol. Sementara kaca samping kiri bus hampir seluruhnya pecah. Batu seukuran kepalan tangan bahkan masuk hingga ke dalam bus. Bahkan botol yang dijadikan bom molotov masuk ke dalam. Beruntung apinya tidak menyala.

Manajer Persib Bandung, Umuh Muhtar yang berada dalam bus rombongan terluka."Saya sedang dirawat dokter, karena ada beberapa pecahan kaca di tangan saya," kata Umuh Muchtar.

Umuh mengungkapkan, tiba-tiba bus yang mereka tumpangi dilempari batu oleh serombongan orang tak jauh dari Hotel Kartika Chandra. Tak cukup dilempar, bus yang mereka tumpangi juga hendak dibakar. "Bus kami mau dibakar. Jadi tidak mungkin kami melanjutkan perjalanan ke stadion," ujar Umum Muhtar.

Pelatih Persib, Djanur, sapaan akrab Djajang Nurjaman mengatakan bahwa bus yang mereka tumpangi dilempari molotov. "Bus sempat mau dibakar saat masuk menuju jalan tol," kata Djanur. Menurut Djanur, beberapa pemain Persib juga mengalami luka akibat terkena pecahan kaca.

Wakil Ketua Umum The Jakmania, Richard Ahmad Supriyanto, menilai insiden pelemparan bus Persib Bandung, belum dapat diidentifikasi dilakukan oleh suporter Persija Jakarta. Pasalnya, pelaku pelemparan itu hingga saat ini belum diketahui secara pasti apakah merupakan suporter Persija atau oknum lain yang tidak bertanggungjawab.

Sebelumnya, bus yang ditumpangi pemain dan ofisial Persib mendapat lemparan batu dari gerombolan orang saat keluar dari Hotel Kartika Chandra, tempat tim Maung Bandung menginap. Pihak yang tidak bertanggungjawab tersebut diduga merupakan suporter Persija.

Mendapatkan intimidasi saat akan menuju ke Stadion Utama Gelora Bung Karno, manajemen Persib langsung memutuskan menyelamatkan diri dengan memasuki tol dan membatalkan menghadiri SUGBK. Beberapa bagian bus pun rusak karena dilempar batu dan bom molotov, seperti yang disampaikan oleh beberapa ofisial Persib.

Richard mengatakan, pihaknya saat ini mengacu kepada pernyataan pelatih Persib, Djajang Nurjaman, yang sempat diwawancarai media, menyebut bahwa oknum pelaku tidak berpakaian warna oranye (warna kebesaran suporter Persija).

Menurut Richard, pernyataan itu yang dijadikan acuan pihaknya dalam menanggapi insiden ini.

.

tribunnews