Kendati berkarier di dua jalur yang berbeda (sinetron dan musik), Febby mengaku tak ingin memilih satu di antaranya. "Aku tak pernah mempermasalahkan. Keduanya punya andil besar di jalur entertainment buat karierku. Lagi pula, personel Blink lainya juga terlibat di sineron ini," ujar Feby.
Di sinetron pun Febby sudah membintangi banyak judul sebelum Putih Abu-abu. Di antaranya Cinta Intan, Putri Simelekete, Eneng dan Kaos Kaki Ajaib, dan Namaku Mentari. "Sinetronku yang pertama Simelekete. Tapi alhamdulillah, di sinetron Putih Abu-Abu, aku dan teman-teman jadi bahan pembicaraan," kata Febby yang menolak dikatakan lebih ngetop dibandingkan rekan-rekan lainnya di Blink.
"Kami berjalan bersama-sama. Soal rezeki, sudah ada yang mengaturnya. Aku juga bukan leader di Blink. Kami semua punya porsi yang sama. Semoga, setelah ini ke depannya bisa kompak selalu. Kalau ada masalah, ya, kami bicarakan bersama. Mungkin karena aku yang paling tua, kalau teman-teman punya masalah jadi sering curhat ke aku. Dan sebaliknya aku juga begitu ke mereka," papar Febby.
Menjalani rutinitas syuting yang menyita waktu tak lantas membuat Febby melupakan pendidikan. Setiap hari di saat syuting, ia selalu memabawa buku-buku sekolah untuk dipelajari di waktu senggang atau sedang break. "Meski hidup seperti ini, aku tak ingin pelajaran sekolahku tertinggal. Ya, aku belajar di lokasi syuting. Giliran saja, ketika harus take, yang harus aku hafalkan naskah sinetron. Tapi ketika sedang istrirahat sebentar saja, aku pelajari buku-buku sekolah," papar Febby yang mengambil jurusan IPA di sekolahnya.
Walau begitu, Febby tetap mengakui menemukan sedikit kesulitan ketika harus belajar di lokasi syuting. Ia sering kesulitan berkonsentrasi dan fokus ke pelajaran. Karena itu, tak malu-malu Febby mengakui, ada saja mata pelajaran yang nilainya merosot drastis di laporan belajarnya. "Tapi aku bersyukur, nilaiku tak 'terjun bebas'. Ha ha ha."
Nizar