"Dia masih cengeng, sering meluk, penuh rasa kangen pas ketemu. Kita berdua sama-sama nangis," ceritanya saat ditemui di LPSK, Gedung Perintis Kemerdekaan, Jakarta Pusat, Kamis (17/3).
Selama bertemu, Lusi mengaku tak bisa bicara sembarangan. Lusi hanya membuka hati Arumi agar dirinya cepat kembali ke pelukan keluarganya. "Saya lebih menggugah hati anak karena surga di telapak kaki ibu. Arumi masih labil, emosi sesaat. Biar bagaimanapun Arumi tidak bisa lepas dari keluarga. Arumi itu orangnya sensi dan dia langsung nangis ketemu saya," ujar Lusi.
Lusi sempat bertanya pada Arumi kapan ia akan pulang. "Ada waktunya saya pulang," kata Lusi menirukan perkataan Arumi. Menurut Lusi, Arumi menangis teringat semua kejadian dalam hidupnya. "Dia ingat semua, banyak persepsi di kepalanya dan sudah lama banget enggak ketemu adiknya dan keluarganya," katanya.
Sayang, penjagaan yang begitu ketat membuat Lusi tak bisa menanyakan alasan Arumi tak mau pulang ke rumahnya. "Saya pengen bicara esensi anak gimana tapi belum semua saya katakan karena ruang gerak saya terbatas dan tidak leluasa," akunya.Icha