Baginya, Adjie merupakan sosok ayah yang begitu sempurna. Saat tahu ayahnya mendapat serangan jantung pada Jumat (4/2) malam, Zahwa begitu terpukul. "Aku enggak bisa ngeliat Papa kayak gitu."
Saat ayahnya dilarikan ke rumah sakit, kecemasan terlihat begitu menghantui perasaan Zahwa. Meski malam semakin larut, Zahwa tidak bisa tidur dengan tenang sebelum mendengar kabar mengenai kondisi terakhir sang ayah.
Ketika Adjie dinyatakan kritis, perasaan Zahwa pun semakin tak menentu. "I'd die for my parents," ungkapnya. Puncaknya, saat Adjie mengembuskan napas terakhirnya, Zahwa kembali menumpahkan perasaannya di Twitter. "Noooooo...," tulisnya saat itu.
Beberapa saat setelah sang ayah kembali ke Sang Pencipta, Zahwa terkesan bisa berbesar hati, ketika membalas ucapan-ucapan belasungkawa melalui akun Twitternya. "Ok. so this is the day where we all meet and pray. There is no need to cry, because I know that my Dad is in a better place now."
Namun, bagaimana pun, Zahwa hanyalah seorang anak. Rasa kehilangan itu tetap membekas di hatinya dan membuatnya kembali menangis. Kesedihannya itu terus berlanjut sampai jenazah Adjie dikebumikan di Pemakaman Jeruk Purut. Bahkan sesampainya di rumah, Zahwa masih sulit menerima kenyataan ayahnya telah pergi untuk selamanya. "I've only known my Dad for 10 years but why does he have to go?"Antie, Erni