Annisa Pohan: Di Amerika Lebih Fresh

By nova.id, Selasa, 10 Agustus 2010 | 03:24 WIB
Annisa Pohan Di Amerika Lebih Fresh (nova.id)

Beban sekolah suami saya memang termasuk berat karena program Master hanya 1 tahun. Programnya benar-benar sangat padat. Dia sibuk sekali belajar dan bikin paper. Jadi, saya berusaha tidak mengganggu Mas Agus. Kegiatan saya juga cukup banyak. Dukungan saya sebatas menyediakan makanan dan berusaha untuk tidak membebani Mas Agus dengan hal-hal lain yang bisa mengganggu kosentrasi belajarnya.

Sering rindu keluarga?

Pasti. Semua keluarga besar dan teman-teman memang berada di Indonesia. Itu yang tidak dapat tergantikan di sana.

Padahal Anda termasuk anak yang dekat dengan Bunda, ya?

Saya dengan Bunda seperti teman. Sejak kecil, Bunda juga tidak pernah membedakan saya dengan anak kecil lainnya, walaupun saya anak perempuan satu-satunya di rumah. Tapi Bunda selalu memberikan tanggung jawab yang besar kepada saya. Bunda memang selalu percaya kepada saya. Jadi, setiap ada masalah, Bunda pasti cerita ke saya. Bunda senang sekali curhat ke saya dan menanyakan pendapat saya. Jadi, sudah seperti teman. Sebaliknya, saya juga selalu cerita ke Bunda.

Annisa Pohan Di Amerika Lebih Fresh (nova.id)

"Foto: Dok Pribadi "

Curhat, dong?

Ya, pasti! Untuk membuat keputusan penting dalam hidup, saya selalu tanya ke Bunda. Saya percaya sekali dengan pepatah, perkataan seorang ibu adalah doa. Mulai dari pendidikan, karier, sampai jodoh, semua tidak lepas dari restu seorang ibu. Bunda tidak pernah memaksa, tapi selalu mengarahkan saya. Kalau tidak ada arahan dari Bunda, pasti hidup saya biasa-biasa saja.

Termasuk ketika memutuskan untuk menikah?

Begitu pun saat memilih suami, Bunda yang sangat senang. Saat Bunda tahu saya dekat dengan Mas Agus, Bunda selalu meminta untuk membina hubungan baik saya dengan Mas Agus. Dan Bunda terlihat sangat sayang pada Mas Agus. Ternyata terbukti Mas Agus adalah jodoh saya.

(Di sela-sela wawancara, Yani Pohan, ibunda Annisa bertutur, "Annisa anak yang sangat mandiri sejak kecil. Saya sebagai orangtua tidak terlalu susah mengaturnya. Dia tidak pernah bikin masalah. Kalaupun ada, ya, hanya sekadar masalah kecil. Kami berdua sangat dekat. Apa pun yang terjadi pada Annisa, dia selalu cerita. Ya, mungkin sebagai anak muda ada kalanya dia tidak menceritakan hal-hal yang menurutnya tidak bisa diceritakan ke saya, dan saya sebagai ibunya cukup menghargai privasinya. Jadi, kalau tidak terlalu penting, ya, saya juga tak mau mencari tahu.")

Bagaimana komunikasi dengan keluarga selama di Amerika?

Biasanya saya menggunakan BBM (Blackberry Messenger, Red.) atau Skype. Ya, pokoknya memanfaatkan fasilitas komunikasi yang ada.