Misalnya saja penyanyi Titi DJ yang mendapat dua tawaran, tapi batal semua. Lebih parah lagi, Shanty. Dia mengaku mendapat banyak tawaran, tapi akhirnya semua batal.Namun di tengah krisis global ini, masih ada pihak penyelenggara yang mampu menyewa penyanyi kondang Afgan. Cowok berlesung pipit ini mematok tarif manggung tiga kali lipat dari honor manggung regulernya. Kabarnya, tarif Afgan meroket lantaran acara ini disponsori oleh sebuah bank asing.
Tarif reguler Afgan, menurut seorang staf manajernya, adalah Rp 60 juta. Artinya, Afgan akan dibayar sekitar Rp 180 juta pada show pergantian tahun di Water Boom Pantai Indah Kapuk. Sebelumnya, tanggal 29 Desember 2008, Afgan akan manggung di La Piazza, Kelapagading.
Afgan hanya libur sehari, karena tanggal 3 Januari 2009 dia akan tampil live di televisi. Jika Afgan mematok tarif selangit, grup band d'Masiv yang juga baru nongol tahun 2008 malah emoh mematok tarif tinggi. Mengingat krisis global saat ini, tarif yang ditetapkan d'Masiv untuk manggung di malam Tahun Baru, menurut manajernya, Ovies, hanya Rp 80 juta.
Tapi, hingga saat ini d'Masiv justru belum menetapkan akan manggung di mana malam Tahun Baru nanti. "d'Masiv belum ambil jadwal manggung di mana-mana. Belum ada yang dipilih, karena tawaran masih di luar Pulau Jawa semua. Kita penginnya di Jakarta aja, biar besoknya bisa liburan," kata Ovies, Selasa (23/12). Menurut Ovies, tarif bukan masalah. "Kami enggak mahal-mahal kok. Hanya sekitar Rp 80 juta aja. Oleh karena kita sudah capek main terus, penginnya tanggal 2-3 Januari liburan," ujar Ovies. Kendati untuk malam Tahun Baru belum pasti, ada tawaran d'Masiv manggung di Taman Mini Indonesia Indah tanggal 1 Januari 2009.
Hal yang sama dialami Nidji. Band ini masih tentatif soal tempat manggung di malam Tahun Baru. Kabar yang diperoleh Nidji awalnya di-booking manggung di Hotel Four Season. Namun, karena diminta ada jumpa pers, grup pelantun Laskar Pelangi ini pun kabarnya minta tambah honor. Lantaran tidak terjadi kesepakatan, akhirnya mereka batal dikontrak.
Namun pihak manajemen Nidji membantah. "Banyak acara dijadwalin minggu lalu. Tapi akhirnya, panitia sendiri yang ngedrop, atau batalin acaranya. Mungkin karena krisis global. Tapi dari semua itu, kita belum ada kontrak. Jadi, yang fixed belum ada," ucap Velle, manajer Nidji.
Apa mungkin, tarif Nidji terlalu melambung? "Enggak mahal juga. Memang, pastinya lebih dari harga normal," ucap Velle. Namun, Velle enggan menyebut berapa tarif manggung Nidji. warkot/yus
Foto : Daniel Supriyono