Kak Seto: Kami Tak Memeras!

By nova.id, Kamis, 3 September 2009 | 05:31 WIB
Kak Seto Kami Tak Memeras! (nova.id)

Kak Seto Kami Tak Memeras! (nova.id)

"Kak Seto (Foto: Daniel Supriyono) "

Tudingan Martina Gunawan yang menganggap Komnas Perlindungan Anak melakukan pemerasan dan menculik anaknya dibantah Kak Seto. Seperti diketahui, Martina melaporkan Kak Seto dan Rustiningsih, aktivis di Komnas Perlindungan Anak ke Polda Metro Jaya karena merasa kehilangan kedua anaknya, Rafael dan Emanuel yang tak pulang usai bermain. "Saya bukan membela diri, hanya ingin meluruskan masalah ini," kata Kak Seto di hadapan sejumlah media termasuk tabloidnova.com, Kamis (3/9) di kantor Komnas Perlindaungan Anak, Jakarta.

Kak Seto menjelaskan kronologis kejadian yang sebenarnya. "15 Februari saya mendapat laporan ada anak yang diperebutkan ibu dan ayahnya. Sebelumnya si ibu yang bernama Martina Gunawan sudah pernah melapor ke saya," jelas Kak Seto.

Kak Seto bersedia memfasilitasi Rafael dan Emanuel dengan ibunya. Kedua kakak beradik itu akhirnya berada dalam pengawasan Komnas Perlindungan Anak. "Selama di Komnas, kedua anak ini dibawah pengasuhan ibu Rustiningsih," kata Kak Seto.

Kepada Rustiningsih, kedua anak tersebut bercerita bahwa selama ini mereka mendapat perlakuan kasar dari ibunya. "Intinya kedua anak ini sudah sangat trauma terhadap ibunya. Jika saya bicara ibunya, mereka sampai diare dan muntah," ungkap Rustiningsih.

Kepada Rusti, keduanya juga bercerita suka ditampar sang ibu. Namun lambat laun mediasi ibu dan anak ini mengalami kemajuan. "Kami melihat sepertinya hubungan mereka sudah dekat sehingga kami melepas mereka tinggal dengan ibunya," imbuh Rusti. Sebelum berpisah, kedua anak itu berpesan pada Kak Seto. "Nanti kalau mama kasar lagi, kami akan balik kesini."

Baru dua minggu tinggal bersama ibunya, "Kedua anak itu suka telepon dan sms saya. Mereka bilang habis ditampar dan dijenggung. Keduanya bilang tak betah," terang Kak Seto

Semua sms dilakukan pada malam hari. "Sampai akhirnya mereka mengancam, kalau saya tak menjemput, keduanya akan kabur. Untuk mengantisipasi hal tersebut, saya menghubungi Polres Jakarta Barat dan menceritakan ada anak yang mengalami kekerasan," terang Kak Seto.

Beberapa hari kemudian Polres Jakbar memberitahu Kak Seto bahwa anak-anak itu telah kabur dari rumah dan diantar orang ke Polres. "Sampai saat ini saya belum bertemu mereka lagi. Jadi bagaimana bisa ibu Martini menuduh saya menculik anaknya?," tanya Kak Seto.

Tudingan pemerasan juga ditampik Rustriningsih. Selama anaknya bersama kami, Martina berpesan agar mereka diberi makan yang enak-enak. Ibu Martina mengatakan akan memberi sejumlah biaya untuk anak-anaknya. Saya tak tega menolak pemberian seorang ibu untuk anaknya meski saya tahu Komnas Anak tidak pernah menerima uang dalam menjalankan tugasnya," kata Rusti.

Pemberian uang ini didiskusikan dengan Kak Seto dan Sejkjen Komnas, Arist Merdeka Sirait. "Rapat memutuskan mengembalikan uang 15 juta. Jumlah seluruhnya 20 juta, tapi kami gunakan 5 juta saja untuk keperluan anak-anak. Sisanya kami kembalikan melalui pengacara Martina, Pramudya SH," ungkap Rusty yang mengaku menyimpan bukti transfer pengembalian 15 juta tersebut.

"Dengan fakta ini kami jelas tidak memeras ibu Martina. Ini seperti air susu dibalas air tuba," kata Kak Seto yang tak mau menuntut balik Martina. "Saya hanya ingin ibu Martina mencabut laporannya dan segera meminta maaf karena saya khawatir laporan dia membuat citra Komnas Anak di mata masyarakat menjadi buruk," ujar Kak Seto.Isna