Setelah itu, tawaran lain mengalir (Luna, benci Jadi Cinta, Peluk Aku 3 Menit, Putri) dan Rezky merasakan tak menemukan kendala yang berarti. Kariernya sebagai pesinetron mulus-mulus saja. Ilmu berakting pun diperoleh secara otodidak di lokasi syuting. Kritik tidak ditanggapi terlalu berlebihan, selama ia selalu mengikuti arahan dari sutradara.
"Di Melati Untuk Marvel, ada yang bilang aktingku berlebihan. Ada juga yang memuji. Aku menanggapinya biasa-biasa saja karena merasa masih harus terus belajar terus," ujarnya.
Karakter Marvel memang bebeda jauh dengan tokoh Denis di Suci yang gampang marah dan serius. Sebagai Marvel, Rezky harus menjadi pria yang cuek dan suka-suka. Rezky mengaku amat menikmati peran Marvel, lantaran mirip dengan dirinya. "Peran itu relaks sekali dimainkannya. Kayak kehidupan sehari-hari dan mirip dengan diriku. Tapi, cuma mirip pemikirannya saja, gesture-nya enggak. Aku termasuk tipe cuek, bodo amat dengan apa yang dipikirkan orang tentang diriku. Yang penting, aku memenuhi tanggung jawab. Selebihnya suka-suka. Ini hidup aku. Yang penting, enggak menyakiti orang lain," ujarnya serius.
Rezky menilai popularitas yang didapatnya adalah bagian dari pekerjaan dan tak mau terusik karenanya. "Sekarang banyak yang menyapa, aku sapa lagi. Kebetulan saja aku ada di profesi ini. Popularitas hanya kebanggaan dan buatku biasa-biasa saja. Jika nanti popluaritas itu hilang, ya, enggak apa-apa juga.
" Paling, lanjutnya, yang mengganggu privasinya adalah ketika harus tiga kali mengganti nomer ponsel, gara-gara ulah usil fans wanitanya. "Habis, cuma missed call saja. Itu, kan, mengganggu," katanya.
Soal pacar? "Wah, aku masih bebas. Paling hanya beberapa wanita yang dekat denganku. Itu pun cuma teman. Kalau teman, kan, harus pengertian. Kalau enggak pengertian, bukan teman," kata Rezky yang punya target menikah di usia 30-an. "Saat itu aku mungkin sudah mapan segalanya dan lebih dewasa."