Sukses 'Salah Sambung', Dari Maki-Maki Sampai Menangis

By nova.id, Rabu, 12 November 2008 | 04:01 WIB
Sukses Salah Sambung Dari Maki Maki Sampai Menangis (nova.id)

Sukses Salah Sambung Dari Maki Maki Sampai Menangis (nova.id)

""

Pernahkah terpikir di benak Anda menerima telepon dari orang yang tidak kenal dan malah berbalik memojokkan Anda? Anda patut waspada! Soalnya, bisa jadi justru sedang menjadi korban keisengan teman atau kerabat.

Tapi bagi warga Jabodetabek yang rajin mendengarkan Radio Gen FM, telepon "nyasar" itu tentu bukan kejadian yang baru. Sebab, sejak 10 bulan lalu, radio yang mengudara di frekuensi 98,7 ini punya andalan acara Salah Sambung, yang menjadi salah satu program Semangat Pagi.

Ide ini sebenarnya muncul ketika tim kreatif ingin menciptakan salah satu segmen di acara tersebut yang bisa memancing respon pendengarnya. Akhirnya, lahirlah konsep "ngerjain" yang sebenarnya bukan barang baru di dunia radio. Lahirlah Salah Sambung, yang hadir dari Senin hingga Jumat pukul 06.00 WIB hingga 10.00 WIB.

"Awalnya yang kami usili teman-teman sendiri dulu. Selanjutnya, cari orang lain. Ternyata output-nya bagus. Ya, akhirnya berlanjut sampai sekarang," ujar Octa Ramayana, produser program Semangat Pagi. Sekarang ini, lanjut Octa, untuk mencari "korban" tak sulit lagi. "Kami banyak menerima email dari pendengar yang ingin mengerjai teman atau keluarganya."

Dalam seminggu, Octa harus memilah ratusan email yang masuk ke Gen FM. Setelah menemukan email dengan detail skenario yang lengkap, barulah mulai menentukan konsep dan mulai menelepon "sang korban". "Biasanya kami sudah kerjasama dengan orang yang mengirimkan cerita, yang kami sebut agen. Dari agen, kami tahu 'korban' ada di mana dan lagi apa," papar Octa.

Untuk menghindari hal-hal yang berbau SARA atau munculnya kata-kata spontan yang bernada kasar dari "korban", acara sengaja dibuat rekaman, bukan secara langsung. Tak hanya itu, setalah selesai menjahili, tim Selamat Pagi selalu memberikan penjelasan, semua itu hanya main-main. "Kami juga memberitahu ke korban, siapa 'dalang' di balik ini."

Agar tak terjadi tuntutan di kemudian hari, sebelum ditayangkan, korban juga diperdengarkan rekamannya. Bagaimana jika keberatan? "Kami tidak akan siarkan." Sebelum disiarkan, rekaman itu juga perlu diedit untuk mengoreksi kalimat-kalimat yang tidak pantas atau terlalu panjang. Rata-rata bahan mentah rekaman Salah Sambung sekitar 5-10 menit. Namun yang disiarkan hanya sekitar 2-3 menit saja.

LATIHAN LOGAT Meski sudah melibatkan agen, tak semua proses bisa berhasil sesuai rencana. "Ada juga yang langsung menutup telepon atau yang jawabannya 'basi' banget. Makanya, penyiarnya (Ade dan Kemal, Red. ) harus bisa mancing agar lebih konyol lagi," sambung Octa. Kemal , salah satu penyiar yang bertugas mengeksekusi skenario Salah Sambung, seringkali harus menjalani ritual latihan sebelum menelepon "korban". Biasanya, latihan akan disesuaikan dengan naskah yang akan dilakoninya.

Sejauh ini, Kemal sukses melakonkan tokoh dengan banyak dialek yang berbeda. Dari dialek Batak, Jawa, hingga Tionghoa. "Sebelum telepon, sudah reading dulu. Kalaupun harus pakai dialek tertentu, biasanya cari teman yang bisa ngomong Batak atau Kalimantan, misalnya. Dulu pernah nyoba logat Madura, tapi gagal total. Ujung-unjungnya, malah kedengeran Jawa banget," cerita Kemal diiringi tawa.

Sebagai pelaku Salah Sambung, tak jarang Kemal menjadi sasaran emosi "korban" yang bersangkutan. Bahkan, pada satu kesempatan, secara tidak sengaja, mantan "korban" yang pernah dikerjai Kemal di Salah Sambung bertemu dengannya di sebuah pusat perbelanjaan. "Dia langsung manggil aku sambil bilang, 'Kamu kenal aku, enggak?' Wah, aku udah feeling, ini pasti korban Salah Sambung. Eh, ternyata benar. Tapi jadi seru, nambah teman," sambung Kemal.

SAMPAI MENANGIS Sukses segmen Salah Sambung memang sudah mulai dirasakan di seantero Jabodetabek. Meski mengusung tema program yang sebenarnya sudah banyak dilakukan stasiun radio lain, konsep Salah Sambung mampu memberikan angin segar dan membangkitkan minat masyarakat untuk kembali mendengarkan media radio, yang tadinya sempat tenggelam oleh kepopuleran dan kecanggihan perangkat musik digital. Bahkan, salah satu perusahaan yang menjadi partner Gen FM di Malaysia, sudah mencoba konsep Salah Sambung di sana dan terbukti diminati masyarakat Malaysia .

"Selama orang-orang masih suka, masih memberi tanggapn positif, dan terhibur, kami akan selalu berusaha menggali ide-ide yang lebih lucu. Ada rencana untuk membentuk format baru," ungkap Octa.

Lantas, dari sekian banyak skenario yang sudah sukses, cerita mana yang paling berkesan? "Pernah ada cerita, agen kami mau ngerjain temannya. Ceritanya, mobil si korban ini mau disembunyikan dan aku yang menelepon dia, mengaku jadi maling mobil itu. Agen sudah bekerja sama dengan baik. Pas aku telepon, korban sudah panik, sampai mengeluarkan kata-kata makian. Bahkan aku sampai minta tebusan segala. Akhirnya, aku konfirmasi merek mobilnya yang memang salah. Dia baru ngeh. Wah, seru banget, dia sampai nangis. Itu paling sukses, deh," ujar Kemal tergelak. Yetta Angelina

Foto : Yetta