Di Balik Sukses Kepompong (2)

By nova.id, Kamis, 6 November 2008 | 07:42 WIB
Di Balik Sukses Kepompong 2 (nova.id)

Di Balik Sukses Kepompong 2 (nova.id)

""

Dari iseng-iseng mengirim hasil ciptannya ke Radio Prambros, Kepompong pun jadi terkenal. Lagu unik ini sebetulnya punya cerita panjang. Sepanjang perjalanan karier penciptanya yang harus "babak-belur" sebelum menjadi terkenal seperti sekarang ini.

Pria kelahiran Bandung 12 Agustus 1980 yang sudah mencipta lagu 1995 ini, juga sudah memiliki tiga album independen. Salah satunya, Sundaceltik, yang dibuat secara berseri. "Sama dengan aliran musik saya, sundaceltik. Alasannya? Karena saya orang Sunda, memiliki vokal dan karakter musik etnik."

Bagi Jalu, ia paling betah berada di kamar. Segala kreativitasnya dicurahkan di sana. Bahkan, "Kalau ada lirik bagus di kepala dan kebetulan berada di luar, saya maunya cepat pulang. Langsung ke kamar, terus tulis lirik dan merekamnya."

Ia juga mengerjakan segala sesuatunya sendirian di kamar. "Modalnya gitar pinjaman, mic harga Rp 15 ribu, dan perangkat komputer untuk melengkapi komposisi musik. Saya juga mengopi satu per satu CD sampai print cover. Makanya, waktu produksinya memakan waktu lama. Senang juga banyak yang suka lagu-lagu saya tapi dikritik karena mixing-nya jelek. Saya ketawa dan bilang, semuanya bikinan sendiri," ujar Jalu seraya tertawa.

Ia yakin, musik dapat memenuhi segala kebutuhannya di masa mendatang meski awalnya ditentang orangtuanya. "Mereka bingung, kok, saya lebih suka mendekam di kamar. Bayangin, hampir setiap hari ada di kamar bikin lagu," katanya. Pernah ia kuliah Desain Grafis di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung. "Itu juga karena permintaan orangtua dan cuma tahan tiga bulan. Saya malas kuliah."

Pernah pula ia bekerja sebagai drafter, tapi itu pun hanya sebentar. Orangtua Jalu kembali kecewa tapi akhirnya pasrah dengan pilihan sang anak. Bintang terang akhirnya menyinari hidupnya. Suatu ketika ia iseng mengirimkan demo lagu Kepompong ke Radio Prambors. Kemudian lagu itu diputar dan mendapat tanggapan luar biasa. "Saya senang banyak orang yang meminta diputarkan lagu itu," kisah Jalu bangga.

Kerja keras dan keyakinannya telah membuahkan hasil. Kini Jalu mulai sibuk menerima job. Mulai dari tawaran tampil di program-program teve sampai manggung di acara musik di kota kelahirannya, Bandung. Jalu tidak sendirian tampil melainkan ditemani 4-5 additional player sebagai pendukung. Namun, beberapa seminggu terakhir ini, ia ditemani satu orang saja, yang tak lain sepupunya, Sely Nurbasari, sebagai gitaris.