Dari penyanyi kampung, ia berhasil menjadi biduanita kesayangan Malaysia, bahkan Indonesia. Kepada NOVA dara jelita yang pernah berjualan kue keliling ini menceritakan perjalanan karier dan prinsip hidupnya.
Suasana di Kafe Saloma, Kuala Lumpur Senin (17/2) sore itu ramai. Para undangan menantikan peluncuran telemovie (istilah di Malaysia untuk sinetron) produksi Suria Records berjudul Airmata Ibu. Keramaian mendadak terhenti ketika seorang gadis cantik yang muncul dari atas panggung. Semua mata memandangnya. Dialah Siti Nurhaliza (24), penyanyi papan atas Malaysia yang juga punya banyak penggemar di Indonesia.
Perlahan gadis kelahiran 11 Januari 1979 itu turun dari panggung, mendekati tamu satu per satu, menyalaminya sembari tersenyum. Sebagian hadirin masih terpesona menyaksikan wajah ayu sang bintang. Siti memang cantik. Ia seolah mewakili kecantikan khas seorang gadis Melayu yang alami dan belum terpolusi.
Kehadiran Siti di kafe itu dalam rangka peluncuran Airmata Ibu di mana ia menyanyikan lagu tema film tersebut. Setelah berbasa-basi dengan para undangan, ia segera memenuhi janji memberi wawancara khusus dengan NOVA. "Halo apa kabar," sapanya ramah.
Penampilan anak kelima dari delapan bersaudara putri pasangan Tarudin bin Ismail dan Siti Salmah sore itu jauh dari kesan glamor. Ia tampak bersahaja dengan baju lengan panjang berwarna putih dipadu rok kuning muda. Di lehernya melingkar selendang berwarna kuning muda yang membuat sosoknya sebagai orang timur lebih terasa. "Saya memang selalu menjaga penampilan sesuai budaya timur," jawabnya. Siti memang beda. Ketika sebuah gelombang globalisasi melanda berbagai penjuru bumi, ia tetap bergeming. "Saya tampil sesuai dengan diri sendiri. Saya tak mau terbawa arus. Itu yang sejak dulu ditanamkan dalam diri saya. Asal-usul saya memang dari kampung," ujar penyanyi yang mulai ngetop di Indonesia saat menyanyikan lagu Betapa Kucinta Padamu ini.
Wajar rasanya Siti bersikap seperti itu. Kisah sukses gadis asal Kampung Bilis, Pahang, ini ibarat cerita dongeng yang memang menarik untuk disimak. Sejak masih duduk di sekolah dasar ia harus berjualan kue keliling kampung demi membantu keluarganya. "Semua itu saya lakukan karena rasa tanggung jawab pada keluarga. Pengalaman berjualan kue di kampung membuat saya kini merasakan apa yang dialami orang lain yang hidup susah. Hal itu pula yang mengajarkan saya hidup mandiri," tuturnya.
Uang hasil berjualan kue sebagian ditabung Siti dan sisanya diberikan pada orang tuanya. Selain berjualan kue, Siti sering diajak sang ibu menghadiri pesta pernikahan. "Ibu sering menyanyi dalam acara pesta pernikahan di kampung. Ketika kecil, saya sering diajak ke acara itu," kenangnya. Mungkin karena sering mendengarkan ibunya menyanyi, bakat sang ibu menular pada Siti. "Ketika usia saya mulai beranjak dua belas tahun, giliran saya yang diminta nyanyi di acara kawinan," cetus Siti yang belajar nyanyi secara otodidak.Meski demikian, cita-cita Siti semasa kecil adalah jadi polisi. "Bapak saya seorang polisi. Rasanya ingin sekali mengikuti jejaknya. Maklum, saya melihat sosok polisi yang berwibawa pada diri Bapak," cetus Siti yang mengaku hampir tidak percaya dengan sukses luar biasa yang diraihnya. "Itulah sebabnya hingga kini saya selalu ingat kampung tempat saya berasal supaya jangan lupa diri."
MASUK DAPUR REKAMAN Kesenangan Siti menyanyi di berbagai tempat akhirnya berbuah manis. Suaranya yang bagus menarik minat banyak orang. Saat berusia 12 tahun, ia ikut sebuah lomba nyanyi di Malaysia dan keluar sebagai pemenang. Suria Records, sebuah perusahaan rekaman di Malaysia, meminangnya masuk dapur rekaman. Beredarlah album perdana Siti tahun 1996 berjudul Jerat Percintaan dan diterima cukup baik oleh masyarakat. Sejak saat itu kariernya di dunia rekaman seakan tak terbendung dengan Suria Records sebagai mitranya. Tercatat sejumlah albumnya laris manis di pasaran. Sebut saja misalnya, Betapa Kucinta Padamu, Menyintaimu Selamanya, Sanggar Mustika, Cindai, dan lainnya.
Bukan hanya piawai menyanyi di studio, penampilan Siti di panggung pun selalu dinanti di mana-mana. Tak heran ia sampai mendapat julukan "Malaysia's Sweetheart" atau penyanyi kesayangan Malaysia. Seiring dengan itu, ia juga menyabet banyak penghargaan serta gelar juara dari berbagai acara di tingkat lokal maupun internasional. Terakhir ia meraih gelar Favourite Music Artist untuk Malaysia di ajang MTV Music Award 2003. Dengan sekitar 70 penghargaan yang diraih, tak heran jika Siti kini tercatat dalam Buku Rekor Malaysia sebagai penyanyi peraih penghargaan terbanyak.
Kini Siti bersiap meluncurkan album terbarunya yang akan direncanakan dirilis Maret ini di Malaysia. Dalam album berjudul Emas itu ada satu karya pencipta Indonesia, Dewiq, berjudul Bukan Cinta Biasa. "Lagu itu akan jadi andalan. Bercerita tentang seorang wanita yang masih berharap banyak pada kekasihnya, padahal sang pacar sudah pergi jauh. Videonya akan digarap Rizal Mantovani," ungkap Siti dengan nada bangga.