Maraknya kasus penculikan anak akhir-akhir ini kembali mengunggah simpati dari banyak kalangan, khususnya para orangtua. Faktor kecerobohan serta ketidakwaspadaan akan lingkungan sekitar kerap menjadi alasan utama mengapa penculikan anak bisa terjadi.
Orangtua dan pengasuh atau orang yang dipercayakan untuk menitip anak merupakan dua sosok yang bertanggung jawab dibalik adanya kasus penculikan anak. Meski bukan satu-satunya orang yang patut disalahkan, namun peran anak untuk menjaga dirinya sendiri dinilai para psikolog sangat penting sebagai cara antisipasi penculikan anak.
“Tidak hanya orangtua saja, anak juga mesti diajarkan untuk memiliki privasi dalam berinteraksi sosial sehingga mampu membatasi diri saat bertemu dengan orang asing,” saran Psikolog, Ayoe Sutomo.
Baca: Kasus Sintya, Ini Kemungkinan Penyebab Penculik Tak Lakukan Kekerasan pada Korban
Disadari Ayoe dengan pasti, mengajarkan anak memiliki privasi dalam interaksi sosial dengan orang sekeliling serta lingkungannya akan membuat si anak mampu mengenal mana situasi yang kondusif atau mengancam jiwanya.
“Lebih kepada mengasah insting dan mengedukasi bahwa ini larangan ketika bertemu orang baru atau sahabat yang baru dikenal. Jangan sampai anak jadi tidak bisa membedakan mana orang yang bermaksud baik atau terlihat bermaksud tidak baik, lebih ke tindakan preventif saja,” tambah Ayoe soal antisipasi penculikan anak.
Baca: Ini Cara Mencegah Anak Jadi Korban Penculikan
Selain itu, Ayoe juga menganjurkan para orangtua untuk mendidik anak agar tahu apa yang harus dilakukan jika berada dalam kondisi terancam atau tidak kondusif. Di sini sangat dibutuhkan keluwesan dalam bersosialisasi, berkomunikasi sekaligus ajaran untuk tanggap akan keadaan sekitarnya.
“Biarkan anak mengenal dan mengasah karakter mana saja orang yang punya maksud baik, belum jelas atau tidak baik pada dirinya,” tutup Ayoe.