Tabloidnova.com - Ribuan warga Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi terpaksa harus mengonsumsi air sungai yang kondisinya keruh. Sebab sejak dua bulan terakhir, mereka dilanda kekeringan atau musim kemarau.
Air tanah yang biasa diandalkan untuk keperluan rumah tangga, kini tak bisa keluar seperti biasanya.
"Sekali pun mengalir airnya, tetap saja butuh berjam-jam, untuk mengisi satu ember air," kata Hasan (45) warga Kampung Pamanahan Desa Ridogalih, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi pada Selasa (28/7/2015).
Hasan mengatakan, peristiwa yang dialami oleh ribuan warga ini sudah menjadi langganan tahunan di desa Ridogalih.
Bahkan, dua desa lainnya seperti Desa Sirnajati dan desa Ridhomanah di Kecamatan Cibarusah juga mengalami hal serupa. Biasanya, pemerintah kabupaten kerap memberikan bantuan air bersih untuk warga.
Namun sayang, hingga kini, bantuan pemerintah itu belum kunjung datang. Padahal air bersih sangat dibutuhkan warga untuk keperluan sehari-hari seperti memasak, mandi, cuci pakaian dan sebagainya.
Gara-gara tidak ada pasokan air, warga di sana banyak mengambil air di sungai Cipamingkis. Namun, beberapa hari ini kondisi air di dalam sungai mulai surut.
"Sekarang air di kali juga sudah mulai surut karena sedang musim kemarau," katanya.
Hal senada juga dikatakan Titin (38) salah seorang warga Kampung Cihoe Desa Ridhogalih, Kecamatan Cibarusah.Bahkan ibu empat anak ini terpaksa mengambil dan menggunakan air Kali Cihoe yang kondisinya keruh. "Saya bersama ratusan warga lainnya masih dapat air di kali Cihoe. Kami tidak peduli airnya keruh, yang penting bisa dapat air untuk digunakan untuk keperluan sehari-hari," ujar Titin.
Titin mengaku, setidaknya dia memerlukan air sebanyak 120 liter sehari. Air itu biasa digunakan untuk minum, memasak dan mencuci pakaian. "Saya harus bawa enam dirigen air setiap hari. Kami terpaksa meminum air dari kali ini," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Kecamatan Cibarusah, Irman Arahman mengatakan, sebanyak 2.840 KK di sana terkena dampak kekeringan. Mereka mengaku, kesulitan dalam memperoleh air bersih sejak dua bulan lalu.
"Untuk pengiriman bantuan air bersih itu ranah Bantuan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Mereka terkadang mengirim bantuan air bersih sebanyak satu kali dalam sepekan," kata Irman.