Suka Duka Fitriyana, Donor ASI untuk 20 Bayi Laki-Laki

By Ade Ryani HMK, Jumat, 5 Agustus 2016 | 06:00 WIB
Fitriyana (Foto: Dok Pri) (Ade Ryani HMK)

Memiliki ASI berlimpah tak hanya membuat seorang ibu bahagia, tapi juga galau. Seperti kebingungan yang dialami Fitriyana (28) ketika memiliki putra pertama, Leno.

“Mulanya saya rada bingung, ASI perah mau dikemanain? Jumlahnya banyak, malah bikin galau. Daripada dibuang, akhirnya saya beranikan diri menjadi pendonor ASI,” ujar Fitri yang sekali memerah mendapat ASI sebanyak 200 cc.

Atas saran seorang teman, Fitri pun menginfokan soal donor ASI melalui akun Twitter miliknya, juga komunitas Mama Perah Jakarta 3 di mana ia bergabung. Tanpa disangka, informasi tersebut makin menyebar hingga Fitri memiliki 20 bayi laki-laki sepersusuan dengan anaknya.

Baca: Komunitas ASI, Tempat Curhat dan Kurangi Beban Ibu Menyusui

“Karena bayi saya laki-laki jadi biar enggak berjodoh. Awalnya, saya bantu untuk ibu yang habis melahirkan tapi ASI-nya masih seret. Terus bayi yang ibunya meninggal ketika melahirkan. Eh, karena saking banyaknya, lalu bantu juga untuk working mom yang ngejar sampai bayinya lulus ASI eksklusif,” ujar Fitri yang tak menerapkan manajemen khusus untuk jumlah ASI untuk bayinya maupun yang didonorkan.

Sejauh ini, ia menilai suka duka menjadi pendonor ASI perah adalah, “Senang bisa membantu sesama ibu dan jadi punya banyak keluarga baru. Kami sering kontak juga. Tapi, dukanya saya ikut sedih waktu donorinASI untuk bayi yang ditinggal ibunya karena koma setelah melahirkan. Enggak tega.”

Orangtua atau kerabat para penerima donor ASI perah miliknya pun datang mengambil stok ke rumah. Tapi, beberapa dari mereka yang berdomisili di sekitar Jabodetabek juga mengandalkan jasa kurir khusus ASI untuk pengiriman.

Baca: Seorang Ibu Donasikan ASI 29 Galon!

Apa kiatnya hingga ASI yang dihasilkannya begitu banyak? “Rajin pumping (memerah), sama banyak minum air putih. Kalau makan wah, saya apa aja dimakan, he he he,” ujar Fitri yang senang melihat putranya tumbuh sehat dan montok karena diberikan ASI selama 2 tahun penuh.

Lantaran kulkas di rumahnya sudah tak cukup menampung, Fitri pun memiliki freezer khusus untuk menyimpan ASI perah agar tahan lama. “Freezer untuk taruh ASI perah tidak dicampur sama makanan atau minuman lain, biar lebih steril. Cara konsumsinya, dicairkan dulu lalu direndam air hangat atau mengalir hingga suhu normal. Baru diminum.”

Menurut Fitri, selain kemauan dari Si Ibu, idealnya pemberian ASI turut didukung oleh suami, orangtua, mertua, teman-teman, dan juga tempat bekerja Si Ibu. “Dikasih semangat untuk terus menyusui bikin ASI lancar. Begitu juga kalau working mom, dukungan kantor ikut memengaruhi.”

Saran lain darinya, agar para ibu rajin memerah ASI, menghindari stres karena akan berpengaruh pada si bayi. Kini, Fitri telah memiliki putri kedua bernama Leta. Ia pun bersyukur produksi ASI-nya tetap melimpah dan terus bisa mendonorkannya bagi para bayi yang membutuhkan. “Baru kemarin saya donor ASI buat bayi prematur. Stok ASI perah banyak banget, saya kasihkan semuanya.”

Ade Ryani