Susah Mencapai Orgasme? Ini Jawaban Para Peneliti Soal Kenikmatan Seks

By , Rabu, 12 Agustus 2015 | 07:26 WIB
Ilmu pengetahuan menjawab alasan mengapa perempuan tidak bisa orgasme ketika berhubungan seks. (Nova)

Selalu saja ada pembahasan soal alasan mengapa perempuan susah orgasme jika menyangkut seks. Entah kenapa, kaum adam kerap dilekatkan pada jenis kelamin yang lebih mudah meraih orgasme ketimbang kita, para perempuan.

Bila bicara soal ereksi serta ejakulasi yang menjadi patokan pria mampu meraih kenikmatan, lalu bagaimana dengan perempuan?

Sejatinya, ejakulasi merupakan salah satu aspek dari seksualitas perempuan yang kini tengah diperjelas oleh penelitian. Secara khusus, orgasme perempuan seringkali memiliki mitos yang beragam yang berkembang di masyarakat, namun secara bertahap semakin dipahami.

Menjawab alasan mengapa perempuan susah orgasme, berikut pemaparan ilmu pengetahuan tentang orgasme perempuan yang mungkin dapat Anda jadikan sebagai panduan.

Otak mati Dikatakan bahwa orang tidak bisa berpikir jernih ketika mereka berhubungan seks. Tetapi, ketika perempuan mengalami orgasme memang sebagian besar otak mereka mati. Sebuah penelitian pemindaian otak menunjukkan bahwa banyak bidang otak perempuan yang dinonaktifkan selama orgasme, termasuk mereka yang terlibat dalam emosi. Efeknya kurang mencolok pada pria, tapi mungkin karena orgasme pria begitu singkat, sehingga mereka sulit untuk mendeteksi di scan otak.

Baca: 4 Alasan Wanita Berbohong Soal Orgasme

G-Spot adalah nyata G-Spot adalah daerah kecil di vagina, yang jika dirangsang, bisa menghasilkan orgasme liar intens. Selama beberapa dekade, bukti keberadaan daerah ini lebih sulit ditemukan daripada tempat itu sendiri. Namun, pada tahun 2008, tim peneliti Italia menemukan perbedaan anatomi antara perempuan yang bisa mengalami orgasme G-Spot dan perempuan yang tidak bisa, ternyata ini memecahkan misteri. Sejak itu ada anjuran perempuan mencari G-Spot untuk kenikmatan hubungan seks.

Baca: 7 Alasan Perempuan Perlu Sering Orgasme

Banyak perempuan yang tidak bisa mencapai orgasme Menurut survei, sekitar 43 persen perempuan di Amerika bermasalah soal seks, ini dimuat dalam Journal of American Medical Association. Disfungsi seksual perempuan secara umum disinyalir merupakan gangguan medis. Jika hampir setengah populasi perempuan memiliki masalah, apakah berarti masyarakat kita yang disfungsional? Meski demikian, upaya untuk mengembangkan obat tersebut sedang dilakukan.

Baca: Wow, Ternyata Manula Lebih Sering Berhubungan Seks Ketimbang Orang Muda!

Gen mempengaruhi frekuensi orgasme Alasanya mengapa perempuan susah orgasme lainnya ialah bahwa berdasarkan penelitian genetik pertama dari orgasme perempuan, hingga 45 persen variasi kemampuan perempuan bisa karena tergantung oleh gen. Banyak perempuan yang tidak pernah mengalami orgasme selama hubungan seksual, dan beberapa juga tidak bisa mencapainya melalui masturbasi. Ini mungkin disebabkan karena faktor eksternal seperti pendidikan, tetapi penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik penyebab yang signifikan.

Baca: Sulit Orgasme? Ini Solusinya!

Teknologi bisa membantu Mungkin solusi yang paling ekstrim adalah yang disebut “orgasmatron”, yaitu implan dimasukkan ke dalam sumsum tulang belakang, yang merangsang pengguna ketika diaktifkan melalui remote control. Perangkat ini sedang dikembangkan.

Baca: Pengaruh Hubungan Seks pada Otak Sungguh Tak Terduga (1)

Sisanya tetap menjadi misteri Orgasme pada perempuan tetap menjadi teka-teki bagi ahli biologi evolusi. Tidak jelas mengapa perempuan harus mencapai orgasme, dan sangat membingungkan ketika banyak perempuan tidak bisa mengalami orgasme saat hubungan seks penetratif, tetapi mereka bisa mencapainya ketika masturbasi. Menurut peneliti Elisabeth Lloyd, yang menyiratkan bahwa orgasme perempuan merupakan kecelakaan evolusi. Sama halnya dengan puting pria, yang bertahan hanya karena tidak ada alasan untuk menyingkirkannya.

K. Tatik Wardayati/intisari-online.com/newscientist Baca artikel selengkapnya soal jawaban ilmu pengetahuan tentang orgasme perempuan di sini.