Merasa terus kepanasan sekitar pertengahan tahun ini? Kamu tak sendirian. Suhu tinggi memang terasa di berbagai belahan dunia, mulai dari benua Amerika, Asia, hingga Eropa.
Menurut informasi yang dirangkum Nextren dari Mashable, Selasa (18/8/2015), data dari lembaga antariksa AS NASA dan Badan Meteorologi Jepang menunjukkan bahwa Juli 2015 lalu merupakan bulan dengan suhu terpanas dalam sejarah pencatatan temperatur. Sejarah pencatatan temperatur ini dimulai pada akhir abad ke-19.
Bahkan, jika dibandingkan dengan data lain yang diperoleh melalui pengukuran lingkar batang pohon, inti es, dan formasi terumbu di lautan, dapat disimpulkan pula bahwa saat ini seisi planet Bumi sedang mengalami suhu terpanas sejak 4.000 tahun terakhir!
Juli memang biasanya menjadi bulan dengan suhu terpanas di bumi karena akumulasi panas di bagian utara planet yang memiliki wilayah daratan jauh lebih besar dibanding bagian selatan. Tapi pada 2015 suhu yang terekam lebih tinggi dibanding sebelum-sebelumnya.
Baca: Mengurangi Panas Matahari di Dalam Rumah
Suhu panas tahun ini telah menyebabkan kematian ribuan orang di beberapa negara seperti India dan Pakistan.
Kota Madrid di Spanyol mencatatat suhu terpanas sebesar 39,9 derajat Celsius pada 6 Juli. Rekor temperatur tertinggi di Jerman juga pecah dengan catatan 40,3 derajat Celsius pada 5 Juli.
Di Amerika Serikat, daerah California, Washington, Idaho, dan Oregon dilanda kebakaran hutan hebat gara-gara musim panas. Sebanyak 14.000 pemadam kebakaran dikerahkan di seantero Negeri Paman Sam untuk menanggulangi bencana ini.
Gas rumah kaca
Mengapa bumi bisa begitu panas? Faktor iklim diduga adalah penyebab utama suhu tinggi, tapi efek global warming diperkirakan juga berperan meningkatkan temperatur.
Para 30 November mendatang, para pemimpin dunia dijadwalkan berkumpul di kota Paris, Perancis, untuk menyusun perjanjian baru soal pembatasan emisi gas rumah kaca setelah 2020.
Sejauh ini pengurangan emisi yang dilakukan memang belum cukup untuk menekan peningkatan suhu.