Konsep baru Indonesia International Motor Show (IIMS) dengan tagline The Essence of Motor Show sudah mulai terasa kesegarannya buat pengunjung dan efek sebarnya (multiflier effect) kepada komunitas otomotif nasional.
Minggu (23/8) selesai sudah kompetisi Super Moto yang menghadirkan adrenalin tersendiri. Pasalnya, ajang ini menggunakan motor-motor trail yang biasa garuk tanah dengan ban pacul, tapi kali ini digeber di lintasan aspal dengan ban slick. Pastilah jadi seru karena banyak sekali aksi overlapping yang di luar teori balapan. Tak ada racing line baku di event ini dan itu membuat gairah tersendiri bagi penonton yang memenuhi tribun. Terutama di kelas FFA (Free For All) yang tetap gaspol meskipun spesifikasi tunggangan berbeda. Yang penting punya nyali bertarung.
Banyak yang berkeyakinan kehadiran Super Moto di IIMS 2015 bakal ikut mengembangkan gairah komunitas ini di Indonesia.
“Sambutan sangat positif. Peserta datang dari berbagai daerah dan berharap event ini berkesinambungan. Dari aspek hiburan, ternyata menyedot perhatian besar dari pengunjung, tribun selalu penuh,” ujar Andry yang menjadi Pimpinan Perlombaan.
Terdapat tiga kelas yang dipertandingkan masing-masing di kelas 150CC, 150CC hingga 200 CC hingga kelas paling top FFA yang kapasitasnya bisa mencapai 600CC. Untuk mengakomodir 96 rider, balapanpun dibagi menjadi hingga 5 heat setiap kelasnya untuk mencari yang terbaik dari masing-masing heat dan berlanjut untuk diadu pada babak perempat final, semifinal dan final.
Hingga sesi puncak untuk merebut supremasi pimpinan, persaingan sengit terjadi dari masing-masing heat yang melahap hingga 6 lap. Sampai pada puncak balapan persainganpun terlihat lebih sengit kembali. Dikelas paling bergengsi FFA pembalap asal Surabaya Gerry Salim akhirnya berhasil menjadi juara dan berhak hadiah 1,5 juta diikuti oleh pembalap ibukota Iiky AML dan Shan Ryadi Soewarso dan berhak masing-masing memperoleh hadiah 1 juta dan 500 ribu.
Untuk dikelas lebih kecil (150 cc – 200 cc) tiga pembalap berhasil menyabet hadiah masing-masing 1,5 juta (Juara 1), 1 juta ( Juara 2) dan 500 ribu (Juara 3). Mereka adalah Tedy Aka Utet, Egy ST dan Rheydo. Sementara dikelas standar (150 CC), kembali Rheydo memuncaki posisi diikuti pembalap Afdal Pratama dan Ogie Anjani.
Sehari sebelumnya juga berlangsung Asean Stunt Day yang melibatkan para rider Indonesia dan negara-negara Asean seperti Singapura, Malaysia, Myanmar, dan Kamboja. Indonesia boleh berbangga karena juaranya adalah Wawan Tembong, rider tuan rumah yang dengan dramatis mengalahkan para rider Thailand, Malaysia, dan Vietnam di babak akhir. Wawan pun pulang penuh senyum dengan membawa hadiah 500 dolar AS.
Asean Stunt Day dan Super Moto hanyalah dua dari 50-an acara pendukung IIMS 2015. Meski sudah selesai, imbasnya diharapkan berkesinambungan.
“Kami melihat potensi stunt rider dalam negeri harus ditingkatkan agar lebih kompetitif di kancah internasional. Dengan kehadiran di IIMS 2015 tentunya memberikan dampak promosi yang kuat sehingga minat anak muda di salahs atu cabang motorsport ini juga bisa meningkat,” papar Heru Nugroho, Brand Activation tabloid Otomotif.
“Saya senang melihat perkembangan freestyle di Indonesia. Format penjuriannya pun sama dengan yang berlaku di Amerika Serikat, ini terobosan positif,” komentar Paul Adam Sherer, stunt rider AS yang bersama jack Field (freestyler profesional Australia) menjadi juri sekaligus memamerkan aksi-aksi mereka di atas motor berkapsitas mesin di atas 200 cc.
GAJAH MONSTER DAN MOBIL KEPRESIDENAN SOEHARTO