Ini Alasan Tidak Boleh Menahan Kentut di dalam Pesawat, Wajib Tahu!

By , Selasa, 1 September 2015 | 04:00 WIB
Ini Alasan Tidak Boleh Menahan Kentut di dalam Pesawat, Wajib Tahu! (Nova)

Siapa yang mampu menahan kentut jika rasa mulas dan kembung di perut sudah datang? Ya, tidak ada satu pakar pun yang menyarankan Anda untuk menahan kentut, terlebih kaitannya soal dampak menahan kentut bagi kesehatan.

Tapi, kentut di dalam pesawat yang sedang terbang di angkasa juga jelas membuat kita khawatir baunya akan menganggu penumpang lainnya sekaligus memberi rasa tidak nyaman. Padahal, para pakar justru menyarankan sebaliknya, inilah alasan tidak boleh menahan kentut di dalam pesawat yang perlu Anda ketahui.

“Jangan menunggu pesawat landing atau turun dari pesawat untuk ketut karena menahan buang angin membahayakan kesehatan. Kentut adalah proses biologis yang normal, setiap orang bisa memproduksi 1,5 liter air gas di dalam tubuhnya setiap hari,” ujar pakar gastroentrologi, Mathias Strowski, pada situs travelbook.

Baca: 4 Hal Yang Paling Sering Memicu Kentut

Menurut Mathias, sebagian besar masuk melalui dinding usus ke darah, kemudian diurai di hati dan dihembuskan keluar melalui paru-paru. Kandungan kentut sebenarnya antara lain adalah nitrogen, oksigen, metan, karbondioksida, dan hidrogen. Penyebab bau kentut menyengat karena kandungan hidrosulfida yang tercampur.

Nah, saat terbang dengan pesawat, manusia pada umumnya cenderung akan lebih sering buang angin karena tekanan udara yang berkurang. Mulai ketinggian 3500 meter, semua gas yang disebut di atas masuk ke dalam usus dan menyebabkan rasa ingin kentut yang lebih sering.

Baca: Kiat Atasi Perut Kembung Anak

Tapi, kebanyakan orang memilih menahannya hingga turun dari pesawat. Padahal, ketika pesawat terbang semakin tinggi, gas akan semakin memenuhi lambung dan menyebabkan bahaya menahan kentut bagi kesehatan menjadi lebih berisiko.

Kenapa gas semakin berkumpul dan menyiksa penumpang pesawat? Selain karena kurang bergerak, kadang penumpang pesawat juga salah memilih makanan. Karena itu, fenomena "Boeing Belly" alias perut kembung saat terbang bisa terjadi. Tapi tenang, yang merasakan ini bukan cuma kita, kadang kru pesawat dan pilot juga merasakannya.

Para peneliti mengungkapkan, apakah kentut sebaiknya ditahan atau tidak? hasilnya telah dipublikasikan di New Zealand Medical Journal yang memaparkan alasan tidak boleh menahan kentut di dalam pesawat.

Baca: Cara Tepat Mengatasi Bayi yang Kolik

Jawabannya, "Just let it go", atau jangan menahan kentut. Karena, akan muncul ancaman kesehatan seperti gangguan pencernaan, sakit perut dan kembung.

Menahan buang angin juga bisa menyebabkan usus menjadi keram dan udara terjepit di dalam lambung. Sehingga, hal yang paling bijaksana adalah membiarkan kentut keluar karena terdapat dampak menahan kentut bagi kesehatan.

Tapi, bagaimana jika baunya menggaggu penumpang lain? Tenang, masalah bau yang ditimbulkan sudah dibahas para peneliti. Pertama, periksa kursi-kursi di pesawat yang ditumpangi, kalau sudah dilengkapi karbon aktif, tenanglah. Sebab, material ini bisa menetralisir bau dengan cepat karena daya serapnya.

Ade Sulaeman/intisari-online.com Sumber: KompasHealth