Alasan Pria Ini Ogah Jadi Supir Gojek Meski Penghasilannya Menurun

By nova.id, Selasa, 1 September 2015 | 05:09 WIB
Lukman (nova.id)

Kehadiran GoJek di Ibu kota meski mendapat tanggapan positif, tapi tidak bagi Lukman. Lukman yang kesehariannya berfrofesi sebagai tukang ojek ini mengaku resah lantaran pendapatannya menurun.

"Semenjak ada Gojek Pendapatan saya sangat menurun," ujar Lukman, tukang ojek yang biasa mangkal di pangkalan Kampus Binus saat ditemui Senin (31/8/2015).

Menurutnya, kehadiran GoJek membuat pendapatan hariannya sebagai tukang ojek menurun. Sebelum ada GoJek, Lukman bisa mendapatkan penghasilan sebesar RP 100.000 hingga Rp 150.000 perharinya. Ketika Jasa GoJek mulai berkembang, Lukman mengaku pendapatannya menurun hingga hanya Rp 50.000 perharinya.

"Kami ojek pangkalan kalah dengan promo yang diberikan Go-jek. Kami tidak mungkin memberikan promo, kami kan hanya ojek biasa," paparnya.

Baca juga: Kisah Oliv Usai Menggunakan Jasa Gojek

Lukman berujar, GoJek seakan sama sekali tidak memberi kesempatan kepada para tukang ojek biasa. Seperti yang diketahui, sekarang ini tak hanya tukang ojek sesungguhnya yang menjadi anggota Go-jek, melainkan para pekerja yang sudah mempunyai pekerjaan yang menjadikan GoJek sebagai pekerjan sampingan.

Bagi Lukman, situasi seperti ini tidak adil lantaran penghasilan satu-satunya Lukman adalah sebagai tukang ojek. "Saya sudah merintis puluhan tahun sebagai tukang ojek disini, GoJek seakan mengambil enaknya saja," tuturnya.

Ia juga menambahkan, meskipun kondisinya saat ini sebagai tukang ojek sulit mendapatkan penghasilan yang tinggi, ia tetap tidak ingin bergabung dengan GoJek. Bagi Lukman, profesinya sebagai tukang ojek pangkalan sudah tidak bisa dapat digantikan dan juga ia tidak ingin penghasilannya harus dipotong bila menjadi pengemudi GoJek.

"Saya tetap lebih senang menjadi ojek pangkalan karena sudah puluhan tahun saya disini. Saya juga tidak mau menjadi pengemudi GoJek karena penghasilan saya kan dipotong," ungkapnya.

Ikhsan Digdo Tribun