Nyawa pria Inggris bernama Lee Hall yang didiagnosis hanya tinggal dua hari terselamatkan berkat teknologi ‘Heart in Box'. Pria 26 tahun tersebut didiagnosis dengan gagal jantung pada usia 14 tahun. Pada usia 20, ia sudah dipasangi pompa mekanik di dalam tubuhnya untuk menjaga darah mengalir di sekitar tubuhnya.
Tak hanya itu saja, Hall mendapat kabar buruk pada bulan Mei 2015. Dokter mengatakan kabel pompa hatinya terinfeksi, dan ia akan membutuhkan hati yang baru dalam waktu dua hari atau dia akan mati, menurut News Service South West memberitakan kisah pria yang hidupnya terselamatkan karena teknologi Heart in Box.
Baca: Kateterisasi untuk Serangan Jantung Mendadak
Untungnya, Hall mendapat keberuntungan ketika ia dinyatakan memiliki donor jantung. Jantung dari seorang pasien yang sudah meninggal berhasil dihidupkan kembali untuk Hall. Para ahli menggunakan metode yang disebut "Heart in Box" yang membuat organ jantung tetap berdenyut meski berada di luar tubuh donor.
Inilah kronologis penanganan untuk pria yang divonis meninggal besok namun terselamatkan hidupnya berkat teknologi Heart in Box.
Pertama, dokter memberikan cairan darah hangat ke dalam jantung yang disumbangkan. Darah dipanaskan untuk mengurangi kerusakan jaringan dan oksigen dengan menggunakan penukar gas tepat sampai saat proses transplantasi dilakukan ke tubuh Hall. Metode ini dapat menjaga jantung tetap hidup hingga delapan jam.
Baca: Kiat Hindari Penyakit Jantung Koroner di Usia Muda
Hall menjalani prosedur tersebut di awal musim panas ini. Dia kembali ke rumah dengan istri, Danyelle, dan anak satu tahun mereka, Hayden.
"Fakta bahwa mereka bisa menjaga jantung yang hidup di dalam kotak adalah perbedaan antara hidup dan mati bagi saya. Aku baru saja bangun dan merasa diriku jauh lebih baik daripada yang pernah aku miliki. Ini telah membuat perbedaan besar," cerita Hall kepada South West News Service.
Baca: Makanan Untuk Hipertensi, Kolesterol, Jantung, dan Asam Urat
Teknologi "Heart in Box" ini dirancang oleh Transmedics, sebuah perusahaan teknologi medis yang berbasis di Andover, Massachusetts, Amerika Serikat.
Perusahaan juga membuat produk sejenis untuk teknologi transplantasi hati dan paru-paru. "Heart in Box " diyakini dapat meningkatkan keberhasilan proses transplantasi hingga 33 persen.
Ade Sulaeman/intisari-online.com Sumber: Huffingtonpost