a, dapur. Area untuk memasak dan menyimpan perkakas ini juga bisa menjadi tempat “bermain” (dan belajar) bagi anak. Kita bisa mengajak sang buah hati yang berusia TK (5-6 tahun) dan SD (6-12 tahun) untuk mengeksplorasi tempat ‘kotor’ di dalam rumah ini.
Menurut Siti Fatrinisa Hasanah, S.Psi., M.Psi., Psikolog dari RS Pertamedika Sentul City, Bogor, usia TK adalah masa belajar tapi bukan dalam dunia dua dimensi (pensil dan kertas). Ia belajar pada dunia nyata, yaitu dunia tiga dimensi. Masa prasekolah ini merupakan masa bermain. “Pada tahun-tahun pertama kehidupan, anak butuh waktu bermain sebagai sarana untuk tumbuh dalam lingkungan budaya dan kesiapannya dalam belajar formal.”
Bermain merupakan aktivitas spontan dan melibatkan motivasi serta prestasi dalam diri anak. Dalam dunianya, seorang anak merupakan decision maker dan play master. Dengan bermain, si prasekolah ini bebas beraksi dan juga mengkhayalkan dunia lain sehingga ada elemen petualangan. “Nah, bermain di dapur merupakan salah satu aktivitas yang seru untuk dilakukan.”
Sementara, pada usia SD, sebagian besar waktu digunakan untuk sekolah. Pada rentang usia ini, anak mengalami perkembangan cara berpikir logis sebagai hasil dari sekolah formal yang dijalani. Aktivitas yang dilakukan anak adalah mengerjakan tugas akademik.
“Nah, bermain di dapur salah satu aktivitas yang baik dilakukan untuk melatih kemampuan-kemampuan mereka. Aktivitas belajar seperti membaca dan menghitung tidak harus dilakukan dengan media kertas dan pensil/pulpen, melainkan bisa dilakukan lewat bermain. Dengan bermain, anak akan lebih cepat mengingat atau mencerna suatu pelajaran.”
Kegiatan atau aktivitas di dapur ini pun tidak terikat pada gender anak. Bukan berarti anak lelaki tidak diperbolehkan untuk melakukan berbagai aktivitas di dapur.
Berikut beragam kegiatan bermain yang bisa dilakukan bersama anak di dapur:
1. Menyiapkan Bahan Masakan
Tentunya aktivitas untuk anak TK lebih sederhana dibandingkan anak SD. Untuk anak TK, kegiatannya adalah menyiapkan bahan-bahan pangan yang akan dimasak. Orangtua dapat melatih ketajaman dan kepekaan pancaindra anak. Pilih bahan masakan dengan berbagai tekstur, bentuk, rasa dan aroma. Biarkan anak merasakan perbedaan antara beras dan kacang-kacangan.
“Dengan membedakan rasa garam dan gula, kita mengajarkan lidah sebagai indra perasa. Begitu juga ketika kita membiarkan anak untuk membaui perbedaan berbagai rempah-rempah dengan wanginya serbuk vanilla. Hal ini juga mengajarkan konsep tentang keras, lunak, cair, padat dan lain-lain.”
Baca: Akhir Pekan, Ciptakan Waktu Berkualitas Bersama Keluarga di Dapur
Orangtua juga dapat mengajarkan mencuci bahan makanan serta menjelaskan alat-alat apa saja yang akan dipakai untuk memasak. Hal ini akan memperkaya kosakata anak sekaligus menjalin komunikasi yang baik.
Sementara, untuk anak yang sudah SD orangtua bisa mengajak mereka menyiapkan resep makanan. “Kegiatan ini mengajarkan anak untuk mengikuti suatu petunjuk atau rule yang harus diikuti. Anak juga sekaligus belajar menulis dan membaca.”
Selain itu, anak SD bisa dilatih ketajaman pancaindra dan belajar matematika sederhana. Anak belajar berhitung dengan belajar jumlah takaran, menghitung jumlah bahan yang akan digunakan dan lain-lain. “Melalui cara ini, anak dapat mengembangkan kemampuan mengurutkan sesuatu dengan benar. Selain itu, dapat juga mengembangkan atau mengajarkan konsep-konsep yang berkaitan dengan berat, isi, ukuran dan bentuk dengan berbagai contoh konkret.”
Sambil terus diawasi, anak juga bisa diberi tugas mengupas, memotong, dan membersihkan bahan makanan. Dengan kegiatan ini, anak belajar diberi tanggung jawab dan menyelesaikan sesuatu aktivitas.
Baca: Yang Harus Diperhatikan Ketika Mengajak Anak Memasak
2. Mulai Memasak
Untuk anak TK, aktivitas yang bisa dilakukan adalah membantu memasukkan bahan yang akan dimasak ke dalam peralatan masak. Ajak anak melihat tekstur makanan, mengecek makanan apakah sudah matang dan mengecek rasanya. Saat membuat kue, biarkan anak mencoba mengaduk adonan dan mencetak kue sesuai kreasinya.
Sedangkan untuk anak SD, bisa diajarkan cara menyalakan kompor, tentunya dengan pengawasan dan bimbingan orangtua. Memasukkan bahan makanan ke dalam alat memasak. Mengecek resep makanan untuk tahapan-tahapan memasak. Mengecek apakah sudah matang. Mengecek rasa dan tekstur makanan. Mengaduk dan mengangkat makanan jika sudah matang. Terakhir, memasukkan makanan ke wadah sekaligus menatanya sesuai dengan kreativitas anak.
3. Menyiapkan Meja Makan
Aktivitas anak TK dan SD hampir sama, hanya saja untuk TK diberikan kesempatan menata piring dan sendok sesuai tempatnya, lalu membantu menghidangkan menu.
Sedangkan untuk anak SD bisa mulai dengan mengambil piring, gelas, dan kemudian menatanya. Anak juga diajarkan meletakkan makanan sesuai tempat. Misal, makanan kering di piring, yang berkuah diletakkan di mangkuk, serta mengatur posisi atau letak masing-masing makanan di meja makanan. Terakhir, anak yang lebih besar belajar membereskan meja makan dan mencuci alat makan.
Hilman Hilmansyah