Studi: Anak yang Suka Pilih-pilih Makanan Cenderung Emosional dan Mudah Stres!

By nova.id, Rabu, 9 September 2015 | 09:06 WIB
Studi: Anak yang Suka Pilih-pilih Makanan Cenderung Emosional dan Mudah Stres! (nova.id)

Studi mengenai gejala emosional pada anak yang suka memilih-milih makanan ini memang cukup mengejutkan, terutama bagi orangtua yang anaknya seorang ‘Picky Eater’. Pasalnya, berdasarkan penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics menemukan adanya indikasi faktor tingkat emosional lebih tinggi pada anak yang punya kebiasaan memilih-milih makanan.

Fakta seputar anak yang suka memilih makanan cenderung bersifat emosional ini didapat setelah adanya temuan bahwa anak-anak pra sekolah yang sangat pemilih terhadap makanannya memiliki gangguan kecemasan dan depresi lebih tinggi dibanding teman-teman yang tidak pemilih.

Sekitar 3% anak-anak pada studi ini merupakan pemilih makanan ekstrem atau parah. Mereka kadang bahkan tidak mau berdekatan dengan makanan-makanan yang tidak mereka sukai. Sekitar 18% lainnya merupakan pemilih makanan dalam level sedang. Anak-anak jenis ini adalah mereka yang hanya mau mengonsumsi makanan-makanan tertentu saja. Ada juga pemilih makanan yang ‘tipikal’.

Baca: Cara Merawat Anak Ekspresif

Menurut Nancy Zucker, pemimpin penelitian, spesialis gangguan makan dan profesor di Duke University’s Medical School, biasanya mereka akan meneruskan ketidaksukaannya pada makanan tertentu hingga mereka dewasa nanti.

Baca: Si Kecil Suka Memukul? Hentikan Dengan Cara Ini

Studi mengenai anak yang suka memilih makanan cenderung memiliki masalah emosional ini fokus terhadap 900 anak-anak berusia 2 hingga 5 tahun yang sebelumnya dirawat di Duke’s Medical Center di Durham, Carolina Utara. Para peneliti mewawancarai orangtua mereka untuk melihat kebiasaan makan anak-anak tersebut dan apakah mereka memiliki masalah kesehatan mental. Tindak lanjut penelitian ini dilakukan dua tahun kemudian pada 200 anak.

Baca: 9 Tips Mengatasi Anak Hiperaktif

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak yang suka memiliki makanan berisiko memiliki masalah emosional dua kali lipat lebih tinggi dalam kurun waktu dua tahun. Tingkat depresi dan kecemasan sosial yang tinggi ditemukan pada anak-anak pemilih makanan parah. Sedangkan perilaku kekurangan perhatian dan kecemasan akan perpisahan terjadi pada anak-anak pemilih makanan dalam tingkat sedang.

Baca: Trik Hadapi Bayi Emosional

Nancy mengatakan, pemilih makanan parah merupakan petunjuk utama bagi orangtua jika anak tersebut memiliki masalah kecemasan dan depresi. Sedangkan pemilih makanan tingkat sedang tidak terlalu mengkhawatirkan tapi bisa menyebabkan waktu makan keluarga seperti medan perang. Untuk menghindari hal tersebut, Nancy menyarankan orangtua agar memperkenalkan jenis makanan baru setiap harinya.

Baca: Mengapa Anak Berubah Brutal?