Video Keluhan Penumpang Beredar, Ini Penjelasan Garuda Indonesia

By nova.id, Kamis, 1 Oktober 2015 | 03:18 WIB
Garuda Indonesia (nova.id)

Seorang penumpang maskapai Garuda Indonesia GA514 rute Jakarta-Pontianak bernama Michael Yan menyebarkan sebuah video yang berisi kekecewaan dirinya terhadap pelayanan Garuda. Michael yang ikut dalam penerbangan pada Jumat (25/9/2015) malam tidak terima karena pesawat yang dia naiki seharusnya mendarat di Bandara Supadio, Pontianak, tetapi malah turun di Bandara Hang Nadim, Batam. Video berdurasi 2 menit 17 detik itu menunjukkan seorang pria yang mengaku bernama Michael Yan, berdiri di samping pesawat Garuda Indonesia yang sedang berada di landasan pacuBandara Hang Nadim. Logo Garuda Indonesia tampak dalam video tersebut, lengkap dengan logo Sky Team. Garuda Indonesia menjadi bagian dari komunitas penerbangan internasional tersebut. "Saya kecewa, ini peristiwa memalukan. Karena alasan mepet, terbang ke Batam. Saya sebagai penumpang Garuda Indonesia merasa sangat dikecewakan," kata Michael dalam video tersebut.

Baca juga: Garuda Indonesia Bantah Pilotnya Meninggal Saat Bertugas Menurut Michael, dia mendapatkan informasi bahwa pilot menerbangkan pesawat itu ke Batam karena alasan waktu mepet. Sang pilot juga mengaku saat itu sudah lewat dari masa kerjanya sehingga tidak mau menerbangkan pesawat lagi. "Saya perlu mengajarkan manajemen Garuda Indonesia yang seperti ini," tutur Michael kembali. Video ini sudah menyebar ke sejumlah media sosial. Menanggapi hal tersebut, Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia Benny Butarbutar menjelaskan bahwa tidak benar jika alasan penerbangan dialihkan ke Batam karena jam kerja pilot yang sudah habis dan waktu yang mepet. Penerbangan dialihkan karena ada kabut asap yang menyelimuti Bandara Supadio di Pontianak. "Penerbangan sempat di-divert ke Batam karena Pontianak ada kabut asap yang pekat, jarak pandang di bawah 1.000 meter. Harus ke lokasi terdekat. Dipilihlah Batam," ujar Benny di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (29/9/2015). Berdasarkan standar penerbangan sipil yang berlaku, jika ada kabut asap atau bencana alam lain yang bersifat force majeure, maka maskapai punya kebijakan untuk mengalihkan penerbangan ke tempat terdekat sampai jalur yang akan ditempuh aman untuk dilewati. Benny juga menyebutkan, pesawat GA514 mendarat di Batam selama satu sampai dua jam. Setelah itu, pesawat dengan pilot dan kru yang sama langsung terbang kembali ke Pontianak, sesuai tujuan. Selama di Bandara Hang Nadim, Benny mengklaim, semua penumpang telah diberi kompensasi berupa makanan karena menunggu di bawah tiga hingga empat jam. Benny mengungkapkan, tidak menutup kemungkinan, hal serupa seperti yang dialami oleh Michael bisa terjadi lagi. Jika ada bencana alam yang tidak terduga, maka pilot akan mengikuti prosedur standar dengan mencari bandara terdekat yang memungkinkan untuk mendarat.

Andri Donnal Putera