Kisah Frans 3 Hari 2 Malam Mengapung di Danau Toba

By nova.id, Senin, 19 Oktober 2015 | 11:36 WIB
Fransiskus Subihardayan (22) bersama ibunya Fransiska Sri Handayani di rumahnya Tegal Boyan Purwomartani Kalasan Sleman (nova.id)

Mampu bertahan selama tiga hari dua malam mengapung di Danau Toba, Fransiskus Subihardayan (22) dijadikan anggota keluarga kehormatan Marinir TNI AL. Dia pun mendapat baret Marinir milik Ketua Tim SAR Serma Totok Santoso. "Saya ingat saat belajar survival. Saya ambil enceng gondok, saya masukan ke baju biar mengambang," ucap Fransiskus di rumahnya, Senin (19/10/2015). Fransiskus adalah salah satu penumpang helikopter milik PT Penerbangan Angkasa Semesta bernomor EC-130 PK-BKA yang dinyatakan hilang kontak, Minggu (11/10/2015). Heli itu tengah dalam perjalanan dari Samosir menuju Kualanamu, Deli Serdang.

Baca juga: Satu Korban Helikopter yang Hilang Ditemukan Berenang di Danau Toba! Frans bercerita, setelah helikopter tenggelam, ia masih bersama-sama dengan para awak helikopter lainnya. Ia pun sempat menenangkan awak lainnya agar tidak panik dan tetap berusaha berada di permukaan. "Sekitar tiga jam, kami berpisah. Saya bersama Sugianto, dan Paman (Nur Harianto) bersama yang lainnya," kata dia. Namun, beberapa jam kemudian, ia hanya tinggal sendirian. Ia pun lantas berusaha bergerak untuk mencapai daratan. "Tidak makan, hanya minum air danau. Kondisi badan lemas, tetapi saya harus berusaha mencapai daratan," kata dia. Berkat perjuangan itu, Frans mampu bertahan hidup. Ia mengapung di Danau Toba dan ditemukan tim SAR sebelum dilarikan ke rumah sakit. Atas upaya Frans mempertahankan nyawanya, seorang anggota Marinir yang menjabat sebagai Ketua Tim SAR memberikan baretnya kepada Fransiskus Subihardayan. Bahkan, Fransiskus diangkat sebagai bagian dari keluarga kehormatan Marinir TNI AL. "Saya diberi baret dan baju Marinir sama Serma Totok," kata dia. "Saya sudah bertemu komandan dan diangkat sebagai keluarga kehormatan Marinir," kata Frans lagi.

Glori K. Wadrianto / Kompas.com