Bayi Satu Tahun Ini Tak Tertolong Akibat Kabut Asap

By nova.id, Kamis, 22 Oktober 2015 | 02:05 WIB
Rahma, kiri, ibunda Fahmi Ammar, disamping jenazah anak bungsunya yang meninggal dunia, diduga akibat kabut asap (nova.id)

Seorang bayi laki-laki bernama Fahmi Ammar berusia satu tahun meninggal dunia, karena diduga menghirup kabut asap yang menyelimuti Kota Tarakan hingga Rabu (21/10/2015).

Usai salat dzuhur, jenazah anak bungsu empat bersaudara ini dikuburkan di pemakaman yang tidak jauh dari rumahnya di Jalan Aki Balak RT 01 No 80 Kelurahan Karang Harapan, Kecamatan Tarakan Barat.

Keluarga besar almarhum Fahmi, mulai dari orangtua, kakek, nenek hingga saudara-saudaranya mengantarkan jenazah Fahmi sampai ke pemakaman.

Rahma ibunda Fahmi, menceritakan kronologis meninggalnya Fahmi. Ia mengaku, bahwa sudah empat hari anaknya menderita sesak napas, batuk, dan pilek. Melihat kondisi anaknya, Senin (19/10/2015) pukul 13.00 Wita, ia pun membawa anaknya ke Puskesmas Karang Rejo.

Setelah diperiksa di Puskesmas Karang Rejo, pihak medis di puskesmas ini menyampaikan rujukan ke RSUD Tarakan dan dirawat di UGD RSUD Tarakan.

Selasa (20/10/2015) pukul 04.00 Wita, anaknya langsung dirawat di ICU RSUD Tarakan.

Baca juga: Dituduh Menghamili, Office Boy Nekat Bunuh Gadis Panti Asuhan Setelah dirawat di ICU, Rabu (21/10/2015) pukul 01.00 Wita, akhirnya Fahmi mengembuskan napas terakhirnya dan dokter menyatakan Fahmi meninggal dunia.

"Dokter bilang di paru-paru anak saya sudah dipenuhi banyak dahak dan ini membuat anak saya sulit bernapas. Apalagi anak saya ini juga punya penyakit asma dan jantung bocor, sehingga komplikasi penyakitnya dan akhirnya meninggal dunia," ujarnya.

Wanita yang mengenakan hijab mengungkapkan, sebenarnya Fahmi dari umur lima bulan telah divonis dokter memiliki asma dan jantung bocor.

Dokter sudah pernah memberitahukan, bahwa Fahmi tidak boleh menghirup asap baik itu asap pembakaran lahan atau sampah, maupun asap obat nyamuk.

"Tapi akhir-akhir ini di Kota Tarakan terjadi kabut asap yang pekat, yah mungkin saja anak saya terhirup kabut asap," ucapnya.

Diakui Rahma, selama ini anaknya dirawat oleh orangtuanya, karena sehari-harinya Rahma bekerja. Kadang anaknya dibawa keluar rumah sebatas di perkarangan rumah oleh sang nenek.

"Memang sesekali keluar rumah, tapi yah cuma di seputaran rumah sini saja tidak kemana-mana. Yah mungkin saja anak saya terhirup kabut asap jadi penyakitnya tambah kambuh. Saya juga kurang tahu," ujarnya.

Junisah / Tribun