Saat berencana menambah momongan, mengatur jarak kehamilan adalah hal yang wajib dilakukan. Pasalnya, jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi ibu dan bayi, seperti anemia, preeklamsia, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, keguguran, hingga kematian. Selain itu juga bisa menimbulkan dampak psikologis terhadap keluarga.
Lantas, berapa lama jarak kehamilan yang ideal?
Berdasarkan Journal of the American Medical Association, jarak kehamilan yang ideal berkisar antara 2 – 5 tahun. Hal ini cukup beralasan sebab tubuh ibu butuh pemulihan dari kehamilan sebelumnya. Pada saat kehamilan hingga menyusui, cadangan nutrisi dalam tubuh ibu terutama zat besi dan kalsium banyak berkurang. Belum lagi “ritual” begadang selama beberapa bulan awal kelahiran yang cukup menguras tenaga.
Sebuah penelitian menyebutkan, jarak kelahiran kurang dari dua tahun berakibat kurangnya perhatian dan pengasuhan orangtua pada anak yang lebih tua. Riset lain menunjukkan, jarak usia anak kurang dari dua tahun membuat anak memiliki kecenderungan menonton teve lebih dini dan minat baca menurun.
Sedangkan, jarak kehamilan yang terlalu jauh dapat menyebabkan kemampuan tubuh untuk kembali hamil telah menurun. Risiko kehamilan yang menyertainya pun menjadi dua kali lipat dari kehamilan sebelumnya.
Oleh karena itu, disarankan pasangan mengetahui dan merencanakan jarak kehamilan yang ideal. Berikut ini beragam manfaat yang didapat ibu dengan mengatur jarak kehamilan:
1. Jarak kehamilan yang ideal memungkinkan pasangan suami-istri meningkatkan kualitas hubungan sehingga tercipta keluarga yang harmonis.
2. Bagi pasangan muda, jarak kehamilan yang ideal membuat mereka mempunyai banyak waktu untuk melakukan hobi seperti traveling, nonton berdua, atau makan malam yang romantis.
3. Adanya jarak kehamilan yang cukup memungkinkan pasangan menabung atau menyiapkan investasi untuk masa depan anak-anak.
4. Orangtua dapat mencurahkan segala perhatian dan kasih sayang kepada anak sehingga tumbuh kembangnya optimal.
5. Ibu memiliki waktu untuk memulihkan kondisi tubuhnya dari kehamilan sebelumnya. Pemulihan bersifat fisik serta psikis terkait kehamilan, persalinan, dan selama masa menyusui.
6. Memberi waktu cukup pada anak yang lebih tua untuk mempersiapkan diri menerima kehadiran adik bayi. Sehingga pada saat adik lahir, sang kakak tidak merasa cemburu dan tersisihkan karena telah mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orangtua.