Kak Seto Soal Pak Raden: Beliau Adalah Guru Pertama Saya

By , Senin, 2 November 2015 | 09:00 WIB
Kak Seto saat merayakan ulang tahunnya yang ke-58 di Permata Hijau Residence. (Nova)

Tabloidnova.com - Kepergian Drs. Suyadi atau yang lebih dikenal dengan panggilan Pak Raden membuat Seto Mulyadi atau Kak Seto merasa sangat kehilangan. Sebabnya, sejak pertama kali bertemu, kak Seto semakin banyak belajar dari Pak Raden mengenai kecintaannya kepada anak-anak.

“Tadi malam dapat kabar dari anak kembar anggota Nakula Sadewa. Saya masih ada acara di TV jam dua belas. Saya harusnya pergi ke Surabaya, jadi saya sempatkan kesini karena dia adalah guru pertama saya, terutama perihal mencintai anak dan bertemu pertama kali saat perjalanan ke Jepang tahun 1979. Membuat acara untuk anak-anak disana dan belajar medongeng, lalu bagaimana konsisten kepada dunia anak-anak,” cerita Kaka Seto.

Baca juga : Pak Raden: Pemimpin dan Pendidik Tidak Peka

Sebagai pencinta anak-anak, Kak Seto merasa kehilangan sosok seperti pak Raden. Seorang pendongeng yang konsisten dengan karyanya hingga akhir hayatnya. “Jadi merasa kehilangan karena salah satu tokoh pencinta anak yang konsisten. Dengan karyanya dari cerita bergambar dan mendongeng. Isinya membangun karakter, cinta tanah air, hormat kepada orang tua, rajin belajar,” kenang Kak Seto.

Sebagai pemerhati anak, Kak Seto pun memohon kepada Kementerian Kebudayaan agar mampu menghargai tokoh budaya seperti Pak Raden.

Baca juga : Dihadiahi Rumah Mewah, Pak Raden Pilih Tinggal di Rumah Sederhana

“Saya tidak mendengar beliau sakit. Pertemuan terakhir ada acara di peluncuran buku beliau. Mengikuti berita hak cipta si Unyil. Saya memohon kepada Kementrian Kebudyaan menghargai tokoh budaya. Ada ketimpangan dengan artis yang main film. Dia salah satu tokoh budaya juga melalui pendidikan. Ya akhirnya tidak ada perhatian saat populer maupun menjelang usia lanjutnya malah mengalami berbagai permasalahan. Juga harus diperhatikan oleh sesama tokoh budaya,” ucap Kak Seto.

Novrina/Tabloidnova.com