Sekelompok orang yang menamakan diri sebagai Warga Peduli Bukit Mas (WPBM) tidak setuju karena rumah Denny (41) di Perumahan Bukit Mas Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, menghadap ke Jalan Cakra Negara.
WPBM meminta uang sebagai kompensasi. Dengan begitu, rumah itu boleh menghadap Jalan Cakra Negara dan mereka akan merobohkan tembok itu.
Sebelumnya, WPBM menutup rumah Denny dengan tembok setinggi dua meter. Akibatnya, Denny dan keluarganya tidak bisa beraktivitas sama sekali.
"Sudah dimediasi di kelurahan, tidak ada titik temu. Pak Heru sebut angka, WPBM tidak terima. Kemarin sempat ditembok, dibuka oleh Pak Denny, terus ditembok lagi. Seharusnya, pihak WPBM tidak perlu nembok, nego saja sama Pak Heru," kata Ketua RW 15 M Lutfi Nahar, Selasa (3/11/2015).
Heru, yang disebut Lutfi, adalah orang yang menjual rumah kepada Denny pada bulan Juni 2015 lalu.
Baca juga: Kisah Denny yang Rumahnya Ditutup Warga dengan Tembok Setinggi 2 Meter
Heru disebut memiliki kesepakatan tertentu dengan menjanjikan kompensasi kepada WPBM jika rumah yang dia bangun menghadap ke Jalan Cakra Negara.
Rumah tersebut berada di paling belakang kawasan Perumahan Bukit Mas Bintaro yang berbatasan langsung dengan Jalan Mawar dan sebuah perkampungan.
WPBM menilai, kalau rumah itu menghadap ke Jalan Cakra Negara, seakan-akan rumah itu menjadi bagian dari perumahan sehingga nilai kompensasinya harus dipatok lebih tinggi.
Secara terpisah, Denny yang ikut dalam mediasi yang dimaksud mengungkapkan dirinya sempat bersedia menawarkan uang kompensasi senilai Rp 200 juta.
Namun, pihak WPBM mengaku masih pikir-pikir terhadap tawaran dari Denny.
"Ini kan kami sudah ada niatan baik untuk kasih kompensasi istilahnya. Tapi, masa dibilang kalau cuma Rp 200 juta mending tidak usah, ditembok terus saja. Kan gila begitu. Saya manusia juga terbataslah kemampuannya," tutur Denny.