Erwin Gutawa Ingin Ada Pergerakan 'Di Atas Rata-Rata' Bagi Anak Indonesia

By nova.id, Senin, 9 November 2015 | 07:15 WIB
Erwin Gutawa (nova.id)

Tabloidnova.com - Sudah hampir dua tahun terakhir ini, Erwin Gutawa mencurahkan perhatiannya menggarapkan satu proyek musik yang cukup ambisius. Proyek musik itu diberi nama “Di Atas Rata-rata,” dimana Erwin bersama dengan anaknya, Gita Gutawa mencari bakat muda di sekolah musik yang kemudian dibuatkan lagu.

Kompilasi lagu-lagu penyanyi anak-anak  berkemampuan menyanyi di atas rata-rata ini diedarkan dalam album kompilasi dengan nama yang sama. Penyanyi-penyanyi muda yang berumur antara 9 hingga 13 tahun ini menyanyi sesuai dengan kehebatan mereka dalam menguasai beragam macam teknik menyanyi dan jenis musik.

Album kedua “Di Atas Rata-Rata” yang menampilkan 7 penyanyi cilik baru saja diedarkan akhir September kemarin.  Saat ditemui di konferensi pers perkenalan gedung seni Ciputra Artpreneur, Erwin mengungkapkan kenapa ia sengaja memilih sebutan 'Di Atas Rata-Rata' untuk proyeknya itu.

“Saya merasa telah menemukan anak-anak dengan kemampuan menyanyi di atas anak-anak biasa. Saya pakai nama itu sebenarnya sebagai label saja. Kosa kata itu kan sebenarnya sudah lama ada, tetapi jarang digunakan. Padahal, ungkapan itu memberi kesan positif, mencerminkan sesuatu yang out of the box, ada semangat, etos  jika ingin melakukan sesuatu, tidak boleh standar. Begitu juga dengan menyanyi. Jangan standar. Harus buat sesuatu yang keren.,” ujar musisi dan komposer yang telah berkiprah di dunia musik lebih dari 30 tahun.

Jika kini proyek Di Atas Rata-Rata ini masih di seputar dunia tarik suara, ia berharap ke depannya bisa menyala dan berkembang menjadi satu pergerakan.

“Saya berharap semangat seperti itu bisa menular kepada anak-anak Indonesia. Tidak hanya dalam dunia menyanyi. Tetapi juga di bidang lain. Contoh sederhananya, dalam bermain piano. Saya yakin di luar sana, pasti banyak anak-anak yang bisa bermain piano dengan kemampuan di atas rata-rata. Dengan begitu, tidak hanya dunia musik, tetapi juga bidang yang lainnya, Indonesia bisa semakin maju dan memiliki orang-orang yang berkualitas di masa mendatang,” tambahnya.

Menggarap proyek musik seperti ini, bagi Erwin Gutawa, memiliki tantangan tersendiri. Awalnya, ia merasa kesulitan untuk menggarap musik anak-anak. Berkat kemajuan teknologi, selera musik anak-anak menjadi sangat bervariasi dan berkawin silang dengan musik orang dewasa.

“Yang menjadi tantangannya adalah saat membuat musik khusus untuk anak-anak. Soalnya, apa yang bisa membedakan musik khusus anak-anak dan musik dewasa. Saya melihat anak-anak jaman sekarang juga sudah terekspose dengan berbagai macam musik dewasa. Akhirnya, saya melihat jika yang bisa membedakan itu dari segi lirik. Di situlah tantangannya. Saya harus membuat musik dan lirik yang custom untuk anak-anak. Butuh setahun untuk menggarap album ini karena kita benar-benar menggali lirik-lirik yang bisa menstimulus kehidupan mereka sehari-hari. Sulit-sulit gampang tetapi tetap menyenangkan karena itu bagian dari tantangannya.” terangnya.

Syanne