Normalkah Bila Si Kecil Sering Merasa Takut?

By nova.id, Rabu, 11 November 2015 | 05:00 WIB
Normalkah Bila Si Kecil Sering Merasa Takut? (nova.id)

Sebagai orangtua, Anda pasti sering dihadapkan pada situasi dimana anak merasa terlihat takut dengan menunjukkan berbagai respons semisal merengek, menangis, menunduk atau mendekatkan dirinya ke tubuh kita. Biasanya, hal ini dikarenakan ia tak sanggup menahan rasa takut dalam dirinya, namun sulit untuk mengungkapkannya.

Menurut Martina Rini Suliati Tasmin, S.Psi., objek rasa takut pada anak batita biasanya adalah takut ditinggal orangtua, suara keras dan takut orang asing. Anak usia prasekolah umumnya takut gelap, hantu/monster, binatang (umumnya anjing), topeng/kostum badut dan sejenisnya.

Sedangkan, objek rasa takut anak usia sekolah kurang lebih sama dengan objek rasa takut pada orang dewasa, yaitu takut terhadap hal-hal yang memang secara nyata membahayakan atau membuat perasaan sangat tak nyaman.

Baca: Jangan Salah Langkah, Bantu Anak Mengatasi Rasa Takut dengan Cara Ini

Martina juga memaparkan enam pemicu Si Kecil merasa takut, diantaranya ialah sebab alami yang berhubungan dengan perkembangan usia, lalu sejalan dengan kemampuan imajinasi, kognitif dan afektif anak.

Penyebab anak merasa takut juga bisa datang karena ditanamkan oleh orangtua atau pengasuh, misalnya soal kalau tidak mau tidur akan ada hantu atau digigit kecoa atau binatang buas dan sebagainya.

Baca: Jika Si Prasekolah Masih Takut Suara Keras

Jangan keliru, penyebab anak merasa takut juga dapat disebabkan karena meniru orang sekitarnya, misalnya orangtua, kakak atau pengasuh. Pengalaman tak menyenangkan atau mencekam juga dapat memicu trauma sehingga anak merasa takut. Faktor penyebab anak merasa takut lainnya ialah karakter bawaan serta rasa takut yang terpatri dalam diri mereka.

Baca: Bila Anak Trauma Jarum Suntik

Lalu, normalkah bila Si Kecil sering merasa takut?

“Normal jika rasa takut yang mereda seiring waktu, sesuai dengan perkembangan usia, ketika kemampuan kognitif makin matang dan pengalaman hidup memperkaya afektif sehingga berkurang. Tidak normal jika rasa takut menetap, tidak berubah objeknya maupun intensitasnya hingga dewasa dan tidak bisa diubah,” jelas Martina panjang lebar.

Baca: Si Kecil Takut Pada Ayahnya