Sosoknya yang begitu identik dengan kebaya membuat Mien R. Uno menjadi panutan dalam tata cara berpakaian kebaya tradisional Indonesia. Perempuan pendiri Lembaga Pendidikan Duta Bangsa yang juga merilis buku berjudul ‘Kebayaku’ tersebut mengungkapkan kesalahan perempuan saat pakai kebaya.
“Banyak yang tidak menyesuaikan pemakaian kebaya dengan waktu, tempat, acara, serta karakter kepribadian,” ujar Ibu Mien ditemui oleh KompasFemale dalam acara bincang santai di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan pada 5 November 2015 lalu soal kesalahan perempuan saat pakai kebaya.
Baca: "Kebayaku", Persembahan Mien R.Uno untuk Ani Yudhoyono
Lebih lanjut, ia menuturkan jika sekarang ini kebaya tak hanya dikenakan untuk menghadiri acara resmi seperti pernikahan atau wisuda saja, melainkan juga acara formal lainnya. Sayangnya, menurut Ibu Mien, tak semua perempuan Indonesia mengenakan kebaya dengan benar. Salah satunya ialah dengan memakai kebaya secara berlebihan.
Baca: Gaya Kebaya Sesuai Pakem Ala Edward Hutarabat, Chossy Latu, dan Didiet Maulana
Mien yang baru saja pulang dari Frankfurt Bookfair dalam rangka mempromosikan buku Kebayaku, menjelaskan bahwa banyak perempuan Indonesia tampil dengan aksesori yang terlalu berlebihan saat mengenakan kebaya.
Selain itu, tak sedikit perempuan Indonesia memilih mengenakan kebaya yang nampak terlalu terbuka hingga memperlihatkan bagian tubuh misalnya bagian dada secara berlebihan.
Baca: Modifikasi Kebaya Jangan Sampai Merusak Esensi dan Pakemnya
Kemudian, banyak perempuan Indonesia yang tak memerhatikan keserasian tatanan rambut dengan citra kebaya. Mien mengatakan bahwa sering melihat wanita berkebaya dengan gaya rambut terurai dan tidak rapi.
"Bukannya memberikan kesan hormat karena pemakaian kebaya, kesan yang diberikan jadi sebaliknya,” ujarnya soal kesalahan saat pakai kebaya.
Mien beranggapan bahwa kebaya harusnya membuat seorang perempuan tampil menjadi lebih elegan.