TabloidNova.com - "Tanpa perlu melibatkan terlalu banyak detail, aplikasi dan perhiasan, keindahan sebuah kebaya akan tercermin apa adanya jika kualitas dan kesederhanaan menjadi bintang kebaya itu sendiri," demikian ucapan Mien R. Uno dalam bukunya, "Kebayaku", yang ditulis oleh Debby S. Suryawan.
Sudah sepatutnya, kebaya sebagai busana tradisional dan nasional Indonesia terus dilestarikan dan mendapat perhatian utama dalam industri mode. Perempuan peraih penghargaan Ernst & Young Entrepreneur of the Year di Monte Carlo pada tahun 2010 tersebut menggandeng tiga rekan desainer ternama Indonesia, seperti Edwart Hutabarat, Chossy Latu, dan Didiet Maulana, untuk menampilkan koleksi kebaya mereka di buku tersebut.
Presentasi busana kebaya yang dibuat khusus untuk peluncuran buku "Kebaya" menjadi sajian berbeda yang ditunggu-tunggu oleh tamu yang hadir di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (19/11). Suasana tradisional sangat terasa dalam acara itu. Bukan hanya karena acara tersebut mengharuskan tamu undangan mengenakan busana batik dan kebaya, namun kolaborasi ketiga desainer untuk menampilkan referensi gaya berbusana kebaya yang sesuai pakem membuat para tamu yang hadir larut dalam suasana tersebut.
Kebaya panjang berkerah royal etnik yang berkancing dan berwarna merah merebut perhatian di awal presentasi dengan imbuhan palet emas sebagai pemanisnya. Kain songket palembang yang didominasi benang emas bercampur merah dari Didiet Maulana semakin mengukuhkan kesan elegan dan mewah bersama kebaya berbahan shantung rancangan Chossy Latu. Bagian manset yang diberi payet dan kancing bersusun pun menjadi aksen pemanis lainnya.
Nuansa biru tosca pada kebaya panjang berkerah kamisol yang santun dibalut oleh kain songket palembang berwarna senada yang dipercantik kalung bebatuan. Sematan bros cantik tepat di bagian dada begitu apik disandingkan bersama kebaya berbahan shantung berkerah tinggi yang juga diaplikasikan pada bagian lengan. Bedanya, kebaya berwarna oranye muda ini dibuat dalam ukuran pas pinggang dengan siluet sedikit loose.
Edwart Hutabarat menyempurnakan peragaan busana dengan kebaya kontemporer yang masih memegang teguh paket tradisi kebaya. Tidak banyak permainan potongan seperti yang diutarakan oleh Edo, desainer kelahiran Tarutung, Sumatera Utara, yang banyak mengusung padanan kain wastra nusantara di atas kebaya panjang dan modifikasi. Seperti halnya kehadiran salah satu kebaya warna putih gading berhias payet dan manik miliknya.
Ridho Nugroho
Foto-foto: Agus Dwianto/NOVA
KOMENTAR