Saat Mertua Terlalu Ikut Campur dalam Urusan Rumah Tangga

By , Selasa, 17 November 2015 | 08:00 WIB
Saat Mertua Terlalu Ikut Campur dalam Urusan Rumah Tangga (Nova)

Bicara masalah ibu atau bapak mertua dalam membangun sebuah biduk rumah tangga memang bukanlah perkara gampang. Tinggal di Indonesia yang menganut budaya ketimuran jelas memberi pengaruh bahwa keluarga memiliki porsi cukup besar dalam pernikahan. Kondisi ini memang berbeda dengan budaya barat yang cenderung lebih tidak terikat dan mandiri.

Di Indonesia, cukup sulit rasanya untuk melupakan peran mertua dalam kehidupan berumah tangga. Sebut saja, soal jasanya membantu mengurus atau menjaga anak kita, apalagi bagi mereka pasangan suami istri muda yang baru menikah.

Baca: 5 Tanda Calon Mertua Bakal Jadi Masalah dalam Perkawinan

Menariknya, peran serta mertua dalam urusan rumah tangga terkadang memiliki dua mata sisi yang berbeda. Ini yang mungkin pernah atau tengah dialami oleh Anda sekarang. Lalu, bagaimana menyikapi kondisi dimana mertua terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga Anda dan suami? Berikut pendapat dari psikolog, Ayoe sutomo, pada tabloidnova.com seputar masalah mertua terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga.

Baca: Tips Bijak Tinggal di Pondok Mertua Indah, Jangan Sampai Salah!

“Komunikasi sangat penting antara suami dan istri. Diskusikan hal-hal yang membuat satu belah pihak merasa tidak nyaman dan bagaimana cara terbaik meminimalisasi gesekan. Penting, jangan tempatkan posisi Anda adalah korban yang teraniaya, pasalnya ini rentan membuat suami atau mertua tersinggung yang malah merusak hubungan,” kata Ayoe ketika dihubungi oleh tabloidnvova.com .

Lalu, saat mertua ikut campur dengan urusan rumah tangga Anda dan pasangan, seberapa besar porsi yang harus ditempatkan demi terciptanya perasaan saling menghormati antara menantu dan mertua?

Baca: Yang Harus Anda Lakukan Agar Disayang Mertua

“Sangat normatif, sih, sifatnya kalau ini. Semuanya tergantu masing-masing individu dan pasangan. Ada pasangan yang nyaman sampai urusan anak dicampuri, tapi, ada juga yang tidak. Pada prinsipnya, sesama menantu dan mertua jangan terlalu baper alias bawa perasaan,” papar Ayoe.

Lebih lanjut, ia menyampaikan jika sebaiknya apa yang disampaikan oleh mertua jangan langsung dianggap sindiran atau hinaan. Sebaiknya, anggap saja sebagai kritikan positif dari orangtua.

Baca: Meredam Konflik Mertua Vs Menantu

“Sekedar mengangguk kemudian berkata iya dan terimakasih, tak ada salahnya, kok. Itu namanya menghormati orangtua, kan. Terpenting keputusan ada di tangan Anda dan suami,” tambahnya soal masalah mertua terlalu ikut campur urusan rumah tangga Anda dan pasangan.

Nah, bagi Anda calon mertua yang kini mempunya menantu. Sejauh mana seharusnya keterlibatan Anda dalam rumah tangga anak? Apa saja batasannya sehingga tak menganggu privasi rumah tangga anak? Ini saran dari psikolog.

Baca: 4 Langkah Jika Suami-Istri Harus Membiayai Hidup Mertua

Memberi pendapat dan masukan jika diminta Ini sangat perlu untuk digaris bawahi. Karena bagaimana pun juga, orangtua tetap harus menghormati pendapat anak. Jika memang mau memberi masukan, jadikan anak sebagai jembatan, jangan langsung dikatakan tanpa disaring kalimatnya kepada menantu. Sebagai contoh soal cara mengurus atau mendidik anak.

Tidak mencampuri urusan keuangan rumah tangga anak Mungkin miris atau gemas bagi orangtua melihat kecerobohan anak dalam mengatur keuangannya. Tapi, memposisikan diri dalam urusan mereka merencanakan masa depan dan keuangannya hanya sebatas pengamat dan penunjuk saja, tidak lebih.

Hindari kontak langsung saat anak sedang bertengkar dengan menantu Biasanya, saat pasangan sedang bertengkar atau seseorang dalam kondisi emosional akan berubah menjadi pribadi sensitif. Nah, saat seperti ini, pikiran buruk kerap melanda yang berujung pada situasi cepat tersinggung dan lainnya. Batasi diri dan tidak terlibat di dalam pertikaian anak akan sangat baik sehingga tetap berada di posisi netral dan objektif.