Menggetarkan, Surat dari Suami Korban Serangan Paris yang Penuh Kekuatan Cinta

By nova.id, Kamis, 19 November 2015 | 04:15 WIB
Penuh kekuatan, cinta, dan kebijaksanaan: surat suami dari korban serangan Paris. (nova.id)

"Sekarang, hanya saya dan anak saya. Kami hanya berdua. Tapi kami lebih kuat dari semua tentara di dunia…”

Penggalan surat itu ditulis oleh Antoine Leiris, suami dari Helene Muyal-Leiris (35) yang menjadi salah satu dari 89 orang korban dalam serangan di Paris Jumat (13/11) lalu. Saat serangan, Helene ditembak mati saat sedang berada di konser Bataclan.

Pada Senin (16/11) kemarin, Antoine menulis surat yang ditujukan pada pelaku serangan di Facebooknya. Surat itu berjudul "Anda Tidak Akan Mendapatkan Kebencian Saya”.

Seperti ditulis dalam huffingtonpost, mendiang Helene Muyal-Leiris adalah seorang makeup artist sekaligus ibu dari Melvil, bayi berusia 17 bulan, satu-satunya buah cinta Helene dan Antoine.

Surat suami dari korban serangan Paris yang diunggah di akun Facebooknya dalam bahasa Prancis ini terasa begitu penuh kekuatan, kesabaran, optimisme, yang membungkus rasa kesal Antoine dengan cara yang lebih bijaksana dan tulus.

“Anda Tidak Akan Memiliki Kebencian Saya”

Jumat malam, Anda telah mengambil nyawa dari seseorang yang luar biasa. Ia adalah cinta dalam hidup saya, ibu dari anak saya. Tetapi Anda tidak akan memiliki kebencian saya. Saya tidak tahu siapa Anda dan saya tidak ingin tahu, tapi jiwa Anda mati.

Jika pembunuhan yang Anda lakukan secara membabi buta ini benar dilakukan untuk Tuhan, maka setiap peluru yang bersarang di tubuh istri saya akan menjadi salah satu luka yang lebih dalam di hati-Nya.

Jadi… Tidak. Saya tidak akan mengaruniai Anda kebencian saya. Anda meminta itu, tetapi menanggapi kebencian dengan kemarahan akan membuat korban kembali berjatuhan, artinya melakukan kebohodan yang sama dengan yang Anda lakukan.

Anda ingin saya takut, memandang rekan senegara saya dengan ketidakpercayaan, mengorbankan kebebasan untuk keamanan saya. Anda salah.

Saya melihat dia pagi ini…. Akhirnya, setelah setiap malam dan siang saya menunggu. Dia sama cantiknya dengan saat dia meninggal pada Jumat malam. Sama cantiknya dengan ketika saya jatuh cinta tak berdaya padanya, lebih dari 12 tahun yang lalu.

Tentu saja saya hancur oleh rasa sakit ini.