Kisah Guru Bergaji150 Ribu Rupiah Per Bulan

By nova.id, Rabu, 25 November 2015 | 07:47 WIB
Mohammad Harpin, guru honorer yang digaji Rp. 150 ribu sebulan (nova.id)

Tabloidnova.com - Pada pagi buta, Mohammad Harpin, guru honorer di SDN Rombasan, Kecamatan Peragaan, Kabupaten Sumenep, sudah bergegas ke sekolah. Tas berisi buku pelajaran sudah disiapkan malam harinya.

Dengan sepeda motor bututnya, Harpin pun mengikat jeriken bekas yang dibuat sebagai wadah tahu. Tahu-tahu tersebut dijajakannya selama perjalanan menuju ke sekolah.

Setiap hari, Harpin menerobos perbukitan yang penuh tanjakan, tikungan, dengan kondisi jalan yang rusak. Dia menempuh perjalanan sejauh 15 kilometer setiap hari.

Sebelum pukul 07.00 WIB, Harpin yang mengajar Bahasa Inggris harus sampai di sekolah. Setibanya di sekolah, Harpin disambut murid-muridnya. Suami dari Siti Aisyah ini dikenal muridnya dengan panggilan "Bapak Tahu".

Menjadi penjual tahu merupakan pekerjaan sampingan bagi Harpin. Sebab, honornya sebagai guru tetap tidak cukup untuk membiayai kebutuhan keluarganya. Sebulan, Harpin hanya menerima uang Rp 150.000.

"Harpin seminggu hanya mengajar tiga kali. Honornya kecil, cuma Rp 150.000 per bulan," kata mantan Kepala SDN Rombasan, Suhermanto, yang masih aktif mengajar, Rabu (25/11/2015).

Baca juga: Bidan Honorer Culik Bayi Baru Lahir

Dengan honor sekecil itu, Harpin berjualan tahu mentah mengelilingi beberapa desa di Kecamatan Peragaan dan Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep.

Saat Harpin di sekolah, istrinya di rumah menggoreng tahu. Tahu goreng itu dijual setelah Harpin pulang dari mengajar.

"Setiap hari mulai siang sampai malam, saya jualan tahu asongan di pom bensin Desa Kaduara, barat Pamekasan," kata Harpin.

Dengan berjualan tahu, kebutuhan rumah tangganya bisa terpenuhi. Honornya menjadi guru tidak cukup untuk membeli bensin selama sebulan.

Menjadi guru sambil keliling berjualan tahu bukan persoalan bagi sarjana lulusan Bahasa Inggris di Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan ini. Sebab, pekerjaan itu menghasilkan rezeki yang halal.

Tak ada rasa malu pada diri Harpin meskipun banyak berhadapan dengan orang. "Anak-anak didik saya juga memanggil Pak Tahu. Mungkin karena saya selain mengajar sambil jualan tahu," ujar Harpin lagi.

Taufiqurrahman / Kompas.com