Mengenal Kifosis, Diagnosis Awal Penyakit Allya Sebelum Ditangani Chiropractic

By , Kamis, 7 Januari 2016 | 11:50 WIB
Kifosis (Nova)

Meninggalnya Allya Siska Nadya usai terapi chiropractic masih memberikan berbagai tanya. Diduga, Allya adalah korban malapraktik seorang terapis chiropractic (dikenal dengan istilah chiropractor) bernama Randall Cafferty.

BACA: Allya Siska Ternyata Ditangani Chiropractor Bermasalah

Allya datang ke klinik chiropractic di kawasan Pondok Indah Jakarta, untuk menyembuhkan keluhannya sebelum ia berangkat ke Perancis untuk menimba ilmu.

Sebelumnya, seperti diungkap Elvira Natliya (sang kakak) di blog pribadinya, diketahui bahwa Allya didiagnosis menderita kifosis.

“Semenjak tahun 2014 Chicha didiagnosis mempunyai kelainan tulang belakang yang disebut Kifosis. Keluhan tersebut dirasakannya sejak tahun 2011. Dokter menyarankannya untuk MRI dan CT scan sebagai persiapan untuk operasi.” Tulis Elvira di blognya.

BACA: Allya Meninggal Usai Jalani Terapi Chiropractic

Apa sebenarnya kifosis dan bagaimana pengobatan kifosis yang ideal?

Nova pernah berbincang dengan Dr. Siti Annisa Nuhonni, SpKFR dari Departemen Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mengenai keluhan kifosis ini.

Ia menjelaskan, kifosis adalah kelainan kondisi pada punggung bagian atas yang melengkung lebih dari lima puluh derajat ke arah belakang sehingga badan condong ke arah depan. Oleh orang awam, istilah kifosis disebut sebagai bungkuk.

“Kifosis tak hanya menjadi masalah estetika. Kifosis yang timbul karena patahnya kompresi tulang punggung akibat osteoporosis, secara signifikan dapat mengganggu kualitas hidup seseorang. Tetapi berita baiknya adalah bahwa kita dapat mengenali penyebab dari kifosis serta bagaimana kifosis dapat dicegah,” papar Honni.

Ia menjelaskan, postur tubuh manusia telah dibentuk sesuai kebutuhannya secara bertahap sejak kecil.

“Jika dilihat dari samping, tulang leher manusia akan melengkung ke belakang dengan tulang pada bagian punggung yang sedikit melengkung ke depan. Lengkung itu telah tercipta sejak bayi, ketika ia mulai bisa tengkurap dan mulai mengangkat kepala. Kemudian pada usia 1 tahun saat ia bisa berdiri, postur tersebut sudah terbentuk dengan ergonomis dan seimbang,” paparnya.