Sebagai orangtua, khususnya ibu, masalah anak susah bangun pagi saat mau berangkat ke sekolah merupakan hal wajar yang kerap terjadi.
Selain bujukan, biasanya banyak ibu yang merasa gemas atau kesal karena anak tidak kunjung beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Bahkan, yang sering terjadi ialah anak menjadi ngambek atau menangis karena dipaksa untuk bangun padahal merasa masih mengantuk.
Ratih Pramanik, Psikolog, menyarankan, agar anak tak sulit bangun pagi, pastikan anak tidur cukup saat malam hari.
"Waktu tidur ideal anak prasekolah adalah 10 jam, misalnya dari pukul 20.00 sampai dengan 06.00," jelas Ratih.
Kalau sudah dibiasakan tidur cukup, otomatis anak pun bisa bangun pagi. Anak bisa sulit bangun pagi karena waktu tidurnya kurang dari 10 jam, sehingga badannya belum betul-betul siap untuk bangun.
Walau pun bangun, biasanya anak akan merasa tidak bugar, bahkan lesu. Akibatnya bisa ditebak, si prasekolah akan cenderung rewel saat diminta mandi atau sarapan. Jika sudah rewel, lalu anak mulai marah dan menangis, yang sangat mungkin berakhir dengan drama.
Baca: Jangan Acuhkan Masalah Anak Susah Tidur, Ini Dampaknya!
Selain itu, tidur kurang nyenyak juga bisa menyebabkan anak sulit bangun pagi. Bisa jadi anak sudah tidur pukul 20.00 tetapi ia terbangun di tengah malam. Mungkin karena mengompol, mimpi buruk, atau terbangun dan sulit tidur kembali. Anak jadi lebih sulit dibangungkan karena tidurnya kurang berkualitas.
Sebetulnya, untuk menyiasati aktivitas si prasekolah dan kebutuhan waktu tidurnya bisa dengan meminta anak tidur siang. Pada usia prasekolah, anak hanya perlu satu kali tidur siang, berbeda dengan bayi dan batita yang perlu dua kali tidur siang.
Namun kebutuhan tidur siang setiap anak berbeda-beda. Semakin besar anak, waktu tidur siangnya semakin berkurang.
Baca: Kapan Waktu yang Tepat untuk Balita Tidur Sendiri?
Orangtua perlu mendorong anak tidur cukup. Alasannya, sel-sel dalam tubuh memperbaharui dan memperbaiki diri saat kita tidur di malam hari. Dengan catatan, tidurnya cukup dan berkualitas.
"Bayangkan kerugian yang dialami anak saat ia kurang tidur, dari bangun uring-uringan, sulit konsentrasi di sekolah, emosi menjadi sensitif, juga tubuh rentan penyakit, dan pertumbuhannya kurang optimal," kata Ratih.
Baca: Bayi Tak Perlu Tidur dengan Bantal dan Selimut
Buatlah suasana mendukung agar anak dapat tidur lebih cepat, mulai dengan waktu lebih awal dari biasanya dan buatlah rutinitas tertentu. Misalnya, setengah jam sebelum tidur, anak sudah minum susu, sikat gigi, dan sebagainya.
"Ritual ini membuat anak punya pola kebiasaan dan mind set di kepalanya sudah terbentuk, bahwa ritual tersebut mendorong anak bersiap tidur," ujar Ratih. Satu catatan penting dari Ratih, kita harus menjauhkan anak dari gawai atau gadget, juga TV pada waktu menjelang tidur. Sebab, hal ini justru mengaktifkan impuls di otak anak.
Sumber: TabloidNakita