TABLOIDNOVA.COM - Sebagai peraih piala Citra kategori aktor utama terbaik, Chicco mengaku menaruh harapan besar pada industri film Indonesia. Chicco berharap agar industri film dalam negeri bisa berkembang lebih pesat dan juga semakin banyak mendapat dukungan dari penikmat film di negeri sendiri.
Ia merasa jika banyak yang menunjukkan minat pada perfilman Indonesia, ia pun jadi punya banyak kesempatan untuk berakting dalam berbagai variasi peran. Salah satu impian aktingnya itu termasuk berakting dalam film laga.
“Tawaran itu sih sudah ada di depan mata. Tahun ini, semoga bisa terealisasikan. Waktu kecil kan sering nonton film action. Namanya, juga anak laki. Pasti kepikiran siapa nih jagoannya. Senang kan melihat adegan berantemnya,” terang Chicco.
BACA: Chicco Jerikho dan Reza Rahadian Terlibat Persaingan Sengit?
Sebagai aktor, ia senang dengan peran-peran yang menantang. Itu sebabnya ketika harus mengubah penampilan fisiknya bergaya preman dan harus melakukan adegan ranjang dengan Tara Basro dalam film A Copy of My Mind, aktor kelahiran 3 Juli ini langsung bersemangat. Dengan Tara Basro, ia mengaku tidak kenal akrab sebelum akhirnya bekerja sama dalam proyek ini sehingga perasaan canggung di awal pun ia rasakan.
“Sebelumnya, saya dan Tara cuma kenal begitu saja. Baru pas workshop, kita ngobrol. Saya lihat dia memiliki semangat sama untuk menghidupkan peran. Kita akhirnya melepaskan semua batasan supaya bisa maksimal beraktingnya termasuk membangun chemistry antara tokoh Alek dan Sari. Yang paling penting kan, ada kenyamanan dan trust,” terang Chicco.
Dan, ketika sudah terbangun dua rasa itu, mantan kekasih Laudya Cynthia Bella ini tidak lagi pusing memikirkan teknisnya.
“Sudah tidak terpikiran lagi soal sikat gigi atau badan harus wangi pas berada di lokasi syuting. Yang kepikiran adalah yang harus muncul di situ adalah Alek, bukan saya sebagai Chicco. Kalau masih keliatan Chicco-nya, berarti gue gagal sebagai aktor,” tambahnya lagi.
BACA: Chicco Jerikho Enggan Kunjungi Laudya Chintya Bella
Prinsipnya setiap kali mendapat tawaran peran baru, ia harus mengosongkan pikirannya dan menganggap dirinya sebagai kanvas kosong.
“Gue yakin setiap sutradara memiliki treatment yang berbeda-beda. Setiap kali akan memasuki satu karakter, gue percaya gue harus kosong. Gak boleh bawa embel-embel karakter dari film sebelumnya. Salah satu coach akting gue pernah bilang kalau kita tidak boleh lebih pintar atau lebih bodoh dari peran yang akan dimainkan,” terang aktor blasteran Thailand dan Batak ini.
Dan, yang menjadi tantangan tersulit baginya bukan pada saat menyelami karakter. Namun, ia merasa yang lebih sulit justru saat syuting usai. Di saat ia harus kembali lagi pada dirinya sendiri, menjadi seorang Chicco Jerikho.