Banyak kasus kematian atau tingkat keparahan demam berdarah yang diakibatkan ketidakpahaman sebagian besar masyarakat. Umumnya, pada fase awal pasien penderita seringkali mengira mereka hanya sakit demam biasa. Sehingga menyebabkan banyak pasien telat mendapat penanganan medis.
Dokter spesialis anak konsultan bidang infeksi dan dan penyakit tropis, Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan, ada beberapa tanda yang patut dicurigai demam berdarah.
"Pada dengue demamnya mendadak. Misalnya pagi masih sekolah, malamnya dengue. Itu bedanya dengue dengan penyakit lain," kata Sri dalam acara peluncuran gerakan Bersama Melawan Demam Berdarah di Jakarta, Kamis (3/3) pada KompasHealth.
Demam yang dialami secara mendadak suhunya juga cukup tinggi, yaitu mencapai lebih dari 38 derajat celsius. Pada demam berdarah, bisa muncul gejala, seperti sakit kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri belakang mata, hingga muncul ruam kulit. Ini perbedaan demam biasa dengan demam berdarah.
Baca: Hati-Hati, Ini Tempat Nyamuk Demam Berdarah Bersembunyi!
"Kalau demam plus pilek dan batuk, itu sudah pasti bukan dengue. Kalau demam enggak jelas, nyeri sendi, itu dengue," lanjut Sri soal perbedaan demam biasa dengan demam berdarah.
Pada anak-anak, demam yang muncul sering kali disertai dengan mual, muntah, nyeri perut, dan diare. Gejala demam pada anak harus diwaspadai oleh orang tua, apalagi pada anak berusia di bawah 5 tahun. Sebab, balita belum bisa mengungkapkan keluhannya dengan jelas, hanya bisa menangis ketika merasa sakit.
Baca: Minuman Isotonik Bisa Bantu Sembuhkan Demam Berdarah, Benarkah?
Frekuensi buang air kecil yang sedikit atau baru pipis lebih dari 4-6 jam, juga patut dicuriagi DBD. Hati-hati juga jika demam tiba-tiba turun setelah tiga hari. Pada kasus DBD, suhu tubuh yang turun merupakan fase kritis.
Jangan sampai terkecoh dengan siklus pelana kuda pada DBD. Waspadai juga demam berdarah ketika ada orang-orang di lingkungan sekitar rumah telah terkena DBD.
Dian Maharani/KompasHealth