Menurut Susan Heitler, Ph.D, psikolog klinik dan penulis buku The Power of Two: Secrets of a Strong & Loving Marriage, kebanyakan pertengkaran terjadi karena kurangnya keterampilan (dalam berhubungan). Jadi bila kita memahami aturan dasarnya, pertengkaran dalam rumah tangga bisa menjadi perekat hubungan, bukan menghancurkannya.
Jangan Abaikan Masalah Sepele Kadang kita menganggap tak perlu berdebat, apalagi untuk masalah yang terbilang sepele. Ada benarnya. Tapi menurut pakar hubungan Terri Orbuch, Ph.D,
Sesungguhnya tidak ada persoalan yang terlalu sepele dalam sebuah hubungan. Ia melakukan penelitian selama 24 tahun terhadap pasangan-pasangan yang sama dan memperoleh temuan menarik, bahwa bila kita gagal mengidentifikasi masalah sepele dalam hubungan, masalah itu kelak bisa menjadi besar dan sulit diurai.
Perceraian dalam banyak kasus sering kali dipicu oleh isu yang awalnya dianggap sepele, namun sebenarnya sudah menjadi masalah akut dalam hubungan. Ibarat bom waktu yang siap meledak sewaktu-waktu. Tapi bukan berarti kita dianjurkan untuk membesar-besarkan masalah, apalagi berpikir untuk menjadi ratu drama. Adu pendapat boleh saja, tapi bersikaplah proporsional.
Baca: Psikolog Ungkap Masalah Terbesar Ibu Rumah Tangga Modern Sekarang
Perbaiki Pola Komunikasi Komunikasi adalah kunci untuk membangun hubungan yang sehat. Konflik atau pertengkaran suami istri dalam rumah tangga biasanya berakar dari cara berkomunikasi yang ‘tidak nyambung’. Banyak perempuan mengeluhkan tentang pasangan yang tidak mau mendengarkan.
Sebaliknya, pria kerap menuding kaum Hawa sebagai pihak yang sulit dimengerti dan selalu merasa paling benar. Akibatnya, ketika muncul suatu masalah, banyak pasangan menghindar ketimbang berdiskusi untuk mencari solusi. Atau salah satu pihak mengalah dan memilih mendiamkan persoalan daripada harus rebut dengan pasangan.
Padahal, komunikasi bisa berjalan mulus bila masing-masing pihak mau belajar mendengar. “Dengan mendengarkan satu sama lain, kita bisa merespons dengan tepat dan mencari solusi,” ujar Heitler.
Baca: Agar Tidak Terbebani Menjadi Ibu Rumah Tangga
Belajar mendengarkan pasangan sama pentingnya dengan keinginan untuk didengar. Sering terjadi kita merasa pasangan mengucapkan sesuatu yang sesungguhnya hanya ada dalam pikiran kita. Demikian pula sebaliknya. Carilah cara berkomunikasi yang sesuai dengan Anda.
Bila merasa kesulitan untuk mengungkapkan secara langsung, bisa melalui surat, misalnya. Tapi jangan curhat melalui media sosial, ya. Anda hanya akan menjadikan diri Anda tontonan dan hiburan asyik bagi para netizen.
Klik next untuk mencari tahu lebih jauh soal batasan aturan pertengkaran sehat dalam sebuah pernikahan.