TabloidNova.com - Di Indonesia, ada sebuah budaya dimana suami yang bekerja serta memberikan sebagian besar pendapatannya untuk dikelola istri. Jadi kebutuhan rumah tangga sehari-hari biasanya dikelola istri.
Nah, istri yang kemudian memilih dan meminta izin suami untuk bekerja dilandasi berbagai alasan. Umumnya istri bekerja karena pendapatan suami kurang mencukupi kebutuhan rumah tangga. Alhasil, istri pun membantu sang tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah.
"Ada pula yang memang sudah bekerja sejak sebelum menikah. Begitu menikah, ada yang tetap melanjutkan kariernya, ada pula yang yang memilih sendiri atau diminta berhenti oleh suami atau keluarga karena berbagai sebab. Misalnya, entah karena penghasilan suami sudah dapat mencukupi bahkan melebihi kebutuhan keluarga atau karena persiapan menghadapi kehamilan atau persalinan sang buah hati," ujar Nana Gerhana, M.Psi, psikolog dari RS Royal Progress Sunter dan Stress Prevention Clinic Kelapa Gading.
Yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan munculnya konflik dengan pasangan. Umumnya masalah yang timbul adalah ketika suami merasa istri yang berkarier di luar rumah lalai dalam perannya sebagai istri dan ibu. Istri tidak mampu membagi waktu dan konsentrasi antara kewajibannya dalam urusan rumah tangga dan pekerjaannya di luar rumah.
Kunci utama untuk menyelesaikan semua masalah adalah komunikasi. Bila terjadi konflik akibat suami merasa Anda melalaikan tugas rumah tangga, hindari untuk membiarkannya berlarut-larut.
"Apalagi, sudah terlihat tanda-tanda munculnya konflik, seperti adanya perubahan perilaku pada pasangan, berkurangnya komunikasi, perubahan mood atau suasana hati, dan ciri-ciri lain yang membuat perasaan tidak nyaman," tambah Nana.
Maka langkah pertama adalah luangkan waktu untuk duduk bersama. Masing-masing berusaha berkepala dingin. Bukan untuk mencari siapa yang benar dan siapa yang salah.
"Masing-masing melakukan introspeksi diri. Kemudian, uraikan permasalahan yang mengemuka selama ini. Tetap usahakan berkomunikasi yang baik agar semua masalah dan konflik dalam terselesaikan. Memang dibutuhkan rasa saling pengertian, menghargai, dan saling membutuhkan satu sama lain."
Setelah diketahui apa yang menjadi muara persoalan yang dihadapi, buat suatu kesepakatan. Misalnya, istri akan berusaha membagi waktu dengan baik sehingga tidak melupakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Sebaliknya, suami memberikan dukungan dan bimbingan agar istri berperan dengan baik sesuai dengan harapannya.
"Yang tak kalah penting, sebelum istri memutuskan berkarier perlu adanya komitmen dan tujuan yang jelas agar kelak meminimalisasi konflik yang mungkin timbul. Ketika suami mengizinkan dan memberi dukungan pada istri untuk berkarier maka umumnya suami telah paham akan konsekuensi yang mungkin dihadapinya."
Satu hal lagi, suami-istri adalah tim dalam suatu rumah tangga. Kekompakan, saling bahu-membahu dan bekerja sama sangat diperlukan sehingga tujuan bersama di jangka panjang dapat tercapai.
"Suami-istri adalah dua individu yang saling mengisi dan saling mendukung satu sama lain. Maka ketika istri lebih cemerlang, tentunya perlu disyukuri dan mendapat dukungan dari pasangan hidup."
Hilman Hilmansyah
KOMENTAR