4 Problem Keuangan yang Sering Picu Konflik Rumah Tangga

By nova.id, Selasa, 29 Maret 2016 | 08:39 WIB
Problem keuangan picu pertengkaran rumah tangga! (nova.id)

Problem keuangan di rumah tangga adalah masalah sensitif dan prinsip. 

Berdasarkan survei yang dilakukan Savvywoman.co.uk, penyebab pertengkaran rumah tangga yang sering terjadi pada pasangan usia 35-54 tahun adalah masalah uang.

"Bagi pasangan yang berusia di antara 35-54 tahun, permasalahan keuangan jauh melebihi pertengkaran pembagian tugas di rumah, pertengkaran akibat anggota keluarga lain, anak, seks, dan mantan kekasih," demikian isi penelitian tersebut.

BACA: 4 Langkah Bila Suami Istri Harus Membiayai Orangtua

Hal tersebut dibenarkan oleh Sukma Rani Moerkardjono, M.Si., Psikolog sekaligus Kepala PLP dan Dosen Fakultas Psikologi Ukrida.

“Memang, sih, tergantung kondisi, tipe, dan karakter pasangan. Tapi, rata-rata istri lebih perhatian dengan masalah finansial karena lebih tahu kondisi di lapangan.”

Namun, masalah keuangan di dalam keluarga adalah prinsip. “Jadi, sering menjadi masalah utama karena kedua pasangan tidak saling memahami atau tidak menerima kondisi yang terjadi. Sehingga muncul pertengkaran.”

Problem keuangan yang sering picu konflik rumah tangga adalah:

1. Salah satu pasangan merupakan tulang punggung keluarga, namun gajinya tak sebesar pasangannya. “Padahal, kebutuhan hidup cukup besar tapi kondisi keuangan tidak mencukupi. Karena tidak ada saling pengertian akibatnya terjadi pertengkaran.”

2. Salah satu pasangan boros atau dua-duanya boros sehingga tidak bisa mengatur keuangan dengan baik.

3. Keuangan yang terbatas tapi keinginan tinggi dan berlebihan. “Misalnya, mau mencari sekolah anak itu harus disesuaikan dengan kondisi keuangan. Tapi, jangan sampai mengurangi level pendidikannya. Yang sering terjadi, terkadang istri menginginkan anaknya sekolah di sekolah bertaraf internasional, padahal keuangan terbatas.”

Belum lagi kondisi keuangan suami, misalnya tidak sebesar istri atau istri tidak bekerja namun menuntut terlalu tinggi. “Tidak perlu terlalu idealis, yang penting esensi pendidikannya. Jadi, jangan mengedepankan harga diri atau gaya hidup.”

BACA: Terlihat Hidup Berkecukupan Padahal Bermental Miskin? Ini Ciri-Cirinya

4. Salah satu pasangan kurang bisa menerima ketika pasangan memberi uang ke orangtua. “Padahal, kan, ini salah satu bentuk ucapan terima kasih kepada orangtua. Terkadang jika tidak dikomunikasikan, misalnya, memberi secara diam-diam akan muncul pertengkaran. Sebaiknya, saling men-support dengan cara mengingatkan.”

Bentuk Pemborosan di Rumah Tangga

Pemborosan yang biasanya dilakukan dalam rumah tangga dan picu pertengaran, seperti:

1. Boros untuk belanja berlebihan. “Biasanya terjadi saat belanja bulanan, pengeluarannya jauh di luar anggaran. Harusnya membeli barang sesuai dengan daftar bulanan, namun melenceng karena membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu penting.”

2. Membeli barang yang sudah ada, misalnya gadget. “Sudah punya satu gadget, pengin membeli gadget yang lain karena lebih canggih atau keluaran terbaru.”

3. Melakukan hobi tertentu, misalnya membeli onderdil mobil atau sepeda, ikut olahraga golf, masuk perkumpulan atau komunitas tertentu. “Masuk ke sebuah klub atau komunitas menjadi kebanggaan tersendiri. Sama halnya dengan ikut olahraga mahal. Padahal, uang yang dikeluarkan tidak sedikit untuk ikut kegiatan tersebut.”

BACA: 6 Kiat Menyusun Anggaran Agar Semua Keperluan Terpenuhi

4. Memakai baju baru saat Hari Raya. “Padahal, masih banyak baju yang bisa dikenakan, tak mesti baru. Esensi dari Hari Raya, kan, bukan itu.”

5. Senang berlibur, makan-makan ke tempat mahal, dan mentraktir orang. “Cara-cara tersebut dianggap bisa mengangkat harga diri seseorang dan ada kebanggaan bisa mentraktir orang. Senang jika dihormati orang lain karena dianggap banyak uang.”

Tapi, bisa juga picu pertengkaran kalau suami dan istri tak sepaham.

Noverita K. Waldan