Tabloidnova.com - Bahan makanan mengandung formalin ditemukan beredar luas di sejumlah pasar di Jakarta Timur. Tahu, salah satunya, yang paling banyak ditemukan mengandung formalin. Indikasi penggunaan formalin pada cairan untuk pembuatan tahu ditemukan di beberapa pabrik tahu di Cipinang Besar Utara, Jatinegara.
Temuan makanan berformalin itu merupakan hasil razia Tim Jejaring Pangan Wali Kota Jakarta Timur, Rabu (30/3), yang dilaksanakan di lima pasar, yakni Pasar Jatinegara, Pasar Ampera, Pasar Rawamangun, Pasar Palmeriem, dan Pasar Kebon Kosong. Tim itu merupakan gabungan dari Suku Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jaktim; Sudin Perdagangan Jaktim, Satuan Polisi Pamong Praja, serta kelurahan dan kecamatan.
Tahu berformalin ditemukan di enam pedagang di Pasar Jatinegara, Pasar Palmeriem, dan Pasar Rawamangun. Berdasarkan pengakuan pedagang, tahu dipasok oleh pabrik tahu di Cipi-nang Besar Utara.
Tim bersama polisi kemudian memeriksa pabrik tersebut. Salah satu sampel cairan yang diambil di pabrik milik Aden (40), setelah diuji laboratorium, terbukti positif mengandung formalin. Khaeroni (50), pekerja di pabrik itu, mengatakan, cairan tersebut adalah air cuka untuk mengentalkan air perasan kedelai agar menjadi tahu. Akan tetapi, dia mengaku tak mengetahui bahan campuran di cairan itu. "Bosnya yang tahu. Saya hanya kerja," katanya.
Menurut Khaeroni, pabrik itu sudah berusia 20 tahun dan setiap hari menggunakan 2 kuintal kedelai untuk memproduksi tahu. Tahu dijual ke beberapa pasar, termasuk di Kota, Jakarta Barat.
Cairan berbahan kimia juga ditemukan di pabrik tahu milik Ripit (55). Cairan itu membuat tangan petugas melepuh. Salah satunya dialami Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Ternak Sudin KPKP Jaktim Irma Budiany. Saat dibuang ke lantai, cairan itu mengeluarkan asap. "Ini indikasi cairan mengandung bahan kimia berbahaya. Tangan jadi panas dan gatal," kata Irma.
Baca juga: Ditemukan Tahu Berformalin di Pasar Rawamangun
Dari hasil pemeriksaan, kata Irma, tak ditemukan kandungan formalin dalam cairan itu. Lebih lanjut, cairan itu akan diperiksa di Laboratorium Kesehatan Hewan dan Ternak Veteriner DKI. Sebab, di pabrik milik Ripit ditemukan tahu siap jual yang positif mengandung formalin.
Formalin juga ditemukan di ikan segar yang dijual seorang pedagang di Pasar Palmeriem. Secara fisik, ikan itu memiliki tekstur daging yang kenyal. Selain itu, formalin juga ditemukan dalam sawi asin yang dijual seorang pedagang di Pasar Jatinegara. Tak ditemukan ciri khusus pada sawi asin itu dan baru diketahui mengandung formalin setelah diuji laboratorium.
Menurut Kasi Ketahanan Pangan Sudin KPKP Jaktim Halimah, dari lima pasar yang dirazia, diambil 64 sampel bahan makanan yang terdiri atas 20 produk perikanan, 20 produk peternakan, dan 24 produk pertanian. Penggunaan formalin paling banyak ditemukan di tahu. "Secara fisik, tahu berformalin lebih kenyal dan tak mudah hancur. Kami berharap para produsen tahu berformalin ini dapat dijerat hukuman pidana," kata Halimah.
Wakil Wali Kota Jakarta Timur Husein Murad mengatakan, pabrik-pabrik tahu yang positif memakai formalin disegel sementara waktu. "Kasusnya diserahkan kepada kepolisian," ucapnya.
Egidius Patnistik / Kompas