Konon, penyakit jantung identik dengan laki-laki. Faktanya, Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI 2007 menyebutkan bahwa prevalensi penyakit jantung pada perempuan adalah 8,1%, sementara pria 6,2%.
Angka kematian komplikasi penyakit jantung dan pembuluh darah pada perempuan pun lebih tinggi daripada pria.
Sayangnya, kebanyakan perempuan belum menyadari bahaya yang mengintai ini. Nah, simak fakta-fakta penyakit jantung pada perempuan berikut agar Anda lebih menyadari pentingnya menjaga kesehatan jantung.
BACA: Ini Perbedaan Sakit Jantung pada Perempuan dan Laki-Laki
1. Jantung Penyebab Kematian Nomor 1 pada Perempuan
Di Indonesia, penyakit jantung menempati urutan teratas penyebab kematian. Data dari RS Jantung Harapan Kita mengungkap angka kematian akibat penyakit jantung koroner pada perempuan adalah 13% sedangkan pada pria 7%.
“Penyebab kematian pada perempuan nomor 1 adalah jantung yaitu 46 persen. Sedangkan kanker di posisi kedua, yaitu 24 persen. Perempuan lebih takut meninggal karena kanker sehingga lalai memerhatikan gejala sakit jantung,” papar dr. Retna Dewayani Sp.JP, FIHA, dari RS Premier Jatinegara.
Di negara lain, misalnya Amerika Serikat, penyakit jantung koroner pun menjadi pembunuh nomor satu bagi wanita. Satu dari tiga wanita di sana meninggal karena jantung koroner.
Menurut hasil studi Woman & Cardiovascular Disease tahun 2012, setiap tahun 7,5 juta wanita menderita jantung koroner dan lebih dari 500 ribu wanita mengalami serangan jantung, baik yang fatal maupun tidak. Kalau dihitung-hitung serangan jantung terjadi setiap 34 detik!
2. Serangan Jantung pada Perempuan Bersifat Samar dan Sulit Dideteksi
Sayangnya lagi, pada gejala sakit jantung pada perempuan bisa berbeda dengan gejala yang dialami pria. Pada laki-laki, misalnya, gejala sakit jantung jelas terlihat, salah satunya sakit dada sebelah kiri.
Sementara gejala sakit jantung pada perempuan cenderung samar dan tidak khas. Misalnya, nyeri ulu hati, mual tanpa sebab jelas, nyeri punggung, pusing, lemas, sesak napas, dan jantung berdebar.
Gejala sakit jantung pada perempuan menyerupai mag atau sakit lambung dan acapkali tidak mengalami nyeri dada sama sekali.
BACA: Nyeri Dada? Ini Bedanya Sakit Lambung dan Serangan Jantung
3. Sakit Jantung pada Perempuan Sering Terlambat Deteksi
Akibatnya, seringkali gejala sakit jantung pada perempuan tak mudah terdeteksi dan cenderung terabaikan. Tak heran jika penelitian menunjukkan, dua per tiga perempuan yang meninggal karena jantung koroner tidak mempunyai gejala dan tanda yang khas.
4. Perempuan Kurang Fokus pada Kesehatan Dirinya
Selain gejala sakit jantung pada perempuan yang samar, sistem peringatan dini pada perempuan juga kurang sensitif untuk mendeteksi serangan.
“Perempuan lebih mengutamakan keluarganya sehingga dirinya sendiri terabaikan. Akhirnya, menganggap enteng gejala penyakit jantung yang dirasakan. Padahal, serangan jantung itu hanya 20 menit. Bila survive, nyeri akan hilang. Bila didiamkan, bisa semakin parah.”
Hilman Hilmansyah