Ada suatu tradisi di masyarakat untuk mencukur rambut bayi hingga gundul licin dan plontos, misalnya pada usia si kecil 40 hari. Salah satu tujuannya konon agar kelak rambut tumbuh jadi tebal. Benarkah demikian? Faktanya, dari kacamata medis tak ada kaitan antara mencukur rambut bayi dengan rambut yang tumbuh tebal.
Perlu kita tahu, selubung akar rambut (folikel) sebenarnya sudah terbentuk sejak janin, yaitu pada usia sekitar 8 minggu. Kemudian terus berkembang hingga lahir. Nah, adakalanya bayi terlahir dengan rambut yang tipis, ada juga yang lebat atau bahkan cenderung botak.
BACA: 5 Etika Penting Saat Menjenguk Bayi Baru Lahir
dr. Titi Lestari Sugito, Sp.KK dari Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI-RSCM mengungkap, rambut di masa baru lahir ini tidak permanen alias sementara. Rambut sementara ini dikenal dengan istilah velus dalam dunia medis. Velus biasanya cenderung sangat halus dan tipis.
Nah, bila Anda ingin mengetahui apa saja manfaat mencukur rambut bayi, simak 3 manfaatnya berikut ini.
1. Kepala dan rambut lebih mudah dibersihkan
Bayi baru lahir membawa “oleh-oleh” lemak serta “kotoran” dari rahim ibu di seluruh tubuhnya, salah satunya di bagian rambut. Nah, dengan mencukur rambutnya, sisa-sisa lemak dapat ikut terbuang. Selain itu, akan memudahkan untuk membersihkan kepala dan rambutnya bila kotor.
2. Membuat bayi merasa nyaman
Rambut yang lebat ditambah suhu udara yang panas membuat bayi kegerahan. Otomatis ia jadi rewel. Dengan mencukur rambutnya, diharapkan bayi merasa nyaman.
BACA: 6 Gejala Fisik Tak Biasa Bagi Bayi Baru Lahir
3. Mendeteksi masalah di kepala
Saat anak rewel, boleh jadi ada masalah pada bagian tubuhnya, salah satunya di kepala. Mungkin terjadi iritasi, misalnya. Dengan mencukur rambut si Kecil, memudahkan kita mendeteksi masalah yang terjadi terutama di bagian kepala. Ini juga akan memudahkan upaya penanganannya.
Hilman Hilmansyah