Calon ibu mana yang menginginkan kondisi keguguran pada janin yang sedang ia kandung. Namun, keguguran adalah salah satu komplikasi kehamilan yang umum terjadi. Ada banyak penyebab utama keguguran yang bisa dialami calon ibu manapun.
Mirisnya, hampir separuh dari kehamilan tidak dapat dilanjutkan karena keguguran, yang bahkan terjadi sebelum seorang perempuan menyadari dirinya hamil.
Keguguran berulang juga banyak ditemukan. Kondisi ini tentu berdampak, bukan hanya fisik, melainkan juga pada psikis pasangan yang mengharapkan keturunan.
Untuk mengetahui apa yang berpengaruh pada risiko keguguran pada kehamilan, tim ilmuwan berhasil menemukan faktor yang mungkin menentukan.
Baca: Kapan Boleh Hamil Lagi Setelah Keguguran?
Penelitian itu dilakukan pada embrio yang didonasikan. Ternyata, ada protein yang disebut Syncytin-1 yang berpengaruh pada perkembangan plasenta. Protein ini juga berperan dalam membantu embrio tumbuh di rahim.
"Keguguran berulang mungkin terjadi karena embrio tidak bisa terbentuk pada tahap implantasi awal. Kadar Syncytin-1 cukup berperan," kata Harry Moore, peneliti dari University's Centre for Stem Cell Biology.
Baca: Keguguran: Tidak Ada Hubungannya dengan Masalah Kesehatan Ibu
Ia menambahkan, aspek dalam perkembangan embrio ternyata bisa berpengaruh pada apa yang terjadi kemudian dalam perjalanan kehamilan.
Meski penelitian ini masih awal, para ahli yakin suatu saat bisa diciptakan tes darah untuk mengenali kehamilan yang berisiko keguguran dan tidak. Dengan demikian, dokter bisa melakukan tindakan pencegahan.
Lusia Kus Anna/KompasHealth Sumber: Healthland