Diberi Tugas Tanpa Arahan Bos? Anda Termasuk Korban Bullying di Kantor

By nova.id, Selasa, 24 Mei 2016 | 04:00 WIB
Jam kerja ideal adalah 35 - 40 jam per minggu alias 7 - 8 jam per hari. (nova.id)

Bullying di kantor jangan dianggap sepele. Konon ini adalah salah satu faktor yang membuat karyawan tidak betah bertahan lama di sebuah perusahaan dan menyebabkan turn over tinggi.

Workplace Bullying Institute (WBI), sebuah organisasi di Amerika Serikat yang membantu korban bullying di kantor, pada tahun 2014 membuat riset dengan temuan yang cukup mengagetkan. Survei menyebutkan, 27% pekerja sedang atau pernah mengalami perlakuan abusive di tempat kerja.

Jadi bila Anda merasa mengalaminya, Anda tidak sendirian. Saking seringnya kasus bullying terjadi di lingkungan kerja, 72% responden yang disurvei menyadari bahwa fenomena ini benar terjadi. Artinya,  bukan sesuatu yang dilebih-lebihkan atau mengada-ada.

Bentuk penindasan bisa bermacam-macam. Mulai dari ancaman, tindakan yang mempermalukan, intimidasi, gangguan pekerjaan hingga sabotase. Pelakunya bisa atasan atau sesama rekan kerja.

Yang menyedihkan, survei itu juga menyebutkan, bahwa dalam persepsi masyarakat, sasaran bully biasanya adalah berkepribadian baik dan kooperatif di lingkungan kerja. Sikap positif itu oleh pihak-pihak tertentu rupanya dianggap sebagai kelemahan dan menjadikannya sasaran empuk untuk ditindas.

BACA: 5 Jenis Pelecehan Seksual di Kantor

Menurut WBI berikut tanda-tanda Anda mengalami bullying di kantor:

1. Diharapkan Gagal

Anda sering kali diberi tugas baru tanpa pengarahan atau panduan namun hasilnya tidak pernah dianggap memuaskan. Atau sering diminta melakukan sesuatu yang sepertinya tidak masuk akal. Bukan keberhasilan yang diharapkan dari Anda, justru  kegagalan yang akan menegaskan asumsi bahwa Anda ‘pantas’ ditindas. 

2. Dianggap Tidak Kompeten

Apapun tugas yang diberikan pada Anda, tidak pernah luput dari campur tangan pihak lain. Selalu saja direcoki dan Anda tidak dipercaya untuk menyelesaikan pekerjaan secara mandiri. Bahkan orang yang tidak memiliki kapasitas menilai pekerjaan Anda, bisa-bisanya berkomentar atau ikut melecehkan pekerjaan Anda.

3. Dikucilkan