Kakeknya membeli pabrik tembakau JL Tiedemanns pada tahun 1849, yang kemudian menjadi produsen rokok yang memimpin pasar di negara itu.
Pada tahun 2005, keluarganya menjual perusahaan atas alasan etis dengan nilai sebesar 500 juta dollar atau setara Rp 6,8 triliun.
Mereka kemudian menginvestasikan uang tersebut dengan bijak dalam dana real estat, keamanan, dan asuransi, seperti dirilis The Telegraph.
Kakaknya, Katharina, yang merupakan miliarder termuda kedua dalam daftar Forbes, saat ini sedang belajar ilmu sosial di sebuah universitas di Amsterdam, Belanda.
Pascal S Bin Saju Kompas.com