Melongok Produk Ekspor Karya Ibu-ibu Berdaster (2)

By nova.id, Kamis, 9 Juni 2016 | 07:30 WIB
Aling Nur Naluri (nova.id)

Terbayang ya, dulu sampah sebesar itu dibuang. Lantaran semangat ibu-ibu ini naik turun, sengaja kami buat aktivitas di Kampung Koran bukan hanya pelatihan menganyam koran, melainkan beragam. Ada sesi open mind, menonton film atau video inspiratif, outbond, membaca cerita, dan kunjungan ke tempat-tempat inspiratif.  Sebab, yang ingin kami bangun adalah 2S, yaitu Skill dan Soul.

Kalau hanya skill, yang didapat hanya uang. Namun, kalau soul juga dibangun, akan menciptakan keselarasan. Nah, kalau dulu saya dan Bu Dewi yang mengajari menganyam, sekarang yang mengajari 40 ibu-ibu di Kampung Koran Palmerah adalah ibu-ibu dari Kampung Koran Bogor yang sudah lebih dulu belajar. Setiap Jumat, secara bergantian mereka datang ke Palmerah untuk mengajar.

Mereka senang karena selain jalan-jalan, kemampuan mereka menganyam membuat mereka bisa mengajari orang sekaligus memupuk rasa berharga mereka. Nah, kalau perasaan berharga terus dibangun, ujung-ujungnya adalah percaya diri, tangguh, tak mudah menyerah, dan bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi. Itu sebabnya kami memilih perempuan untuk diberdayakan dalam bisnis ini.

Setelah mereka senang dan merasakan manfaat bergabung dengan Rancage, barulah kami giring untuk berkontribusi pada komunitasnya. Sekarang, bukan kami lagi yang mempertahankan Rancage, melainkan mereka. Seandainya Rancage dibubarkan, merekalah yang akan protes. Ha ha ha. Mungkin orang berkomentar produk kami bagus, tapi bagi kami yang bagus adalah upaya ibu-ibu itu untuk menghasilkannya. Sebab, sebelumnya mereka sama sekali tak bisa menganyam, tapi bersedia tekun mengikuti puluhan kali pelatihan sampai bisa.